Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Misteri Pasar Hantu

https://images.pexels.com

Musim mudik kali ini sungguh berbeda bagi Andri.  Dia mendapatkan cuti lebih awal.  Sehingga perjalanan mudik bisa dilakukan jauh sebelum lebaran. Semua persiapan dilakukan dengan teliti. 

Perjalanan akan ditempuh lewat darat.  Bermobil ratusan kilometer.  Semuanya harus siap dan sehat.
Andri akan mudik bersama empat kawan sekantornya.  Tujuan mereka kebetulan ke kota yang sama di timur jawa.  Ini akan menjadi perjalanan yang menyenangkan.
-------
Pagi hari setelah sahur.  Andri sudah bersiap di belakang kemudi.  Dia harus menjemput empat kawannya di sebuah terminal kecil Bekasi.  Penjemputan berjalan lancar.  Perjalanan melalui tol juga tidak terkendala sama sekali.  Tidak ada macet.  Suasana riang menyelimuti sepanjang perjalanan lima sekawan ini.

Bila terus selancar ini, maka sore hari mereka akan memasuki perbatasan tengah timur jawa.  Mereka bisa bergantian setir.  Tidak perlu berhenti kecuali untuk berbuka dan sahur nanti.

Percakapan sepanjang jalan banyak diisi topik berwarna.  Mulai dari situasi politik ibukota, intrik di kantor, hingga cerita
-cerita misteri.  Topik terakhir inilah yang bertahan lama jadi bahan perbincangan di mobil.

“Kantor kita itu ada penunggunya loh...”

“Tempat kosku juga seram....rumah lama bekas belanda sih.”

“Kita sebaiknya berhenti di rest area kalau malam.  Atau paling tidak istirahat di SPBU melewati malam sebelum melanjutkan perjalanan.”

“Iya benar.  Banyak cerita cerita yang tak enak jika kita melewati malam di beberapa daerah..”

Suara
-suara saling menimpali.  Andri tersenyum dikulum.  Ada-ada saja.  Sepanjang jalan yang mereka lalui sangat ramai lalu lalang kendaraan.  Padat juga dengan rumah-rumah.  Kecuali mungkin saat mereka harus melewati Alas Roban.  Salah satu bagian hutan yang masih tersisa di jawa. 
--------
Pukul 2 dinihari.  Andri yang kebagian pegang kemudi melihat mereka sudah mulai melewati tempat-tempat sunyi.  Tiga dari empat kawannya sudah tenggelam dalam tidur yang nyenyak.  Tinggal si Handi yang masih asyik mendengarkan musik dari earphonenya.  Itupun sudah manggut-manggut sambil terpejam.

Andri mengedip
-ngedipkan matanya.  Rasa kantuk mulai menyerang sedikit demi sedikit.  Dia harus bisa melewati bagian sunyi ini baru berhenti beristirahat.  Sekalian menunggu waktu sahur. 
Diliriknya Handi malah juga sudah ngorok.  Haduh, dia sendirian sekarang.

Beberapa tikungan masih bisa dilewati Andri dengan mulus.  Daerah ini benar
-benar sepi.  Hanya pepohonan di kanan kiri yang terlihat samar dan gelap.  Cahaya bulan bahkan tidak sanggup menerobos sela-sela tajuk yang rimbun.  Pohon-pohon itu diterpa angin.  Seakan-akan tangan raksasa hutan yang melambai kepada Andri untuk berhenti.

Mata Andri semakin redup.  Hampir saja melewati marka jalan kalau tidak ada suara klakson kencang mobil arah berlawanan yang menyadarkannya.  Aaahhh, hampir saja!

Andri bisa bernafas lega saat melihat lampu
-lampu terang di kejauhan.  Oh syukurlah!  Aku sudah tidak tahan lagi.  Andri menepikan kendaraannya.  Wah ada pasar tumpah rupanya.  Orang-orang sedang hilir mudik berbelanja.  Banyak sekali kios dagangan.  Hanya saja tidak banyak macam yang dijual.  Kios baju.  Ya, hampir semua kios berjualan kain dan baju. 
--------
Andri memutuskan turun dari mobil.  Dia perlu udara segar dan menggerakkan otot-otot tubuhnya yang kaku.  Biarlah teman-temannya tidur saja.  Dia akan bangunkan pas tiba saat sahur nanti.

Andri melihat lihat dagangan di kios
-kios jualan.  Baju dan kain bertebaran di mana mana.  Digantung dan dilipat menunggu pembeli.  Tapi tunggu dulu, ada yang aneh!  Kenapa semua warna baju dan kain yang dijual sama?  Putih.  Semua warna adalah putih.  Andri sampai berjalan ke kios paling ujung.  Semuanya berwarna putih.

Wah, rupanya orang
-orang di daerah ini tidak menyukai warna selain putih.  Lalu dimana orang berjualan kopi atau makanan?  Andri celingak celinguk.  Tidak ada satupun yang berjualan makanan atau minuman.  Semua berjualan kain dan baju.

Andri mengangkat bahu tidak mengerti.  Eh ada satu kios menarik perhatiannya karena sekarang sedang dikerubungi banyak pembeli.  Andri sampai harus menerobos di sela
-sela banyak orang untuk melihat apa yang sedang diburu orang untuk dibeli.  Andri menghentikan langkahnya sejenak. 
Orang
-orang ini semua berbau harum yang aneh!  Seperti bau-bau wangi dupa tercampur dengan kemenyan.  Hiiihhh, orang-orang ini punya selera parfum yang tidak umum.  Andri bergidik.

Begitu sampai ke bagian paling depan.  Andri baru menyadari sesuatu yang jauh lebih aneh lagi.  ternyata kios yang sangat laris ini tidak berjualan baju atau kain.  Kios ini berjualan batu nisan!

Andri mulai merasakan lonceng kesadaran. Masa sih ada orang jualan batu nisan malam
-malam?  Andri semakin berdiri bulu romanya.  Ini semakin tidak masuk akal.  Kios-kios baju dan kain dengan warna semua putih.  Bau parfum dengan wangi yang aneh.  Lalu orang-orang mengantri untuk membeli batu nisan.
---------
Andri tidak berpikir panjang lagi.  Dia membalikkan badan cepat-cepat.  Berlari menuju mobilnya.  Andri melihat semua orang serentak memandangi dirinya.  Ya ampuuunn.  Mata-mata itu hanya lubang tanpa ada bola mata di dalamnya!  Andri merasakan badannya lemas sekali.  Dia memaksakan dirinya mempercepat lari meskipun langkah kakinya terasa sangat berat sekali. 

Berhasil! Buru
-buru Andri membuka pintu mobil lalu menutupnya dengan sangat keras saking tegangnya.  Semua kawannya telah terbangun rupanya.  Memandang Andri dengan terheran-heran.  Andri tidak memperhatikan mereka dan juga tidak peduli.  Mobil distaternya cepat.  Injak gas tanpa ragu-ragu dan berlalu dari situ dengan nafas memburu.
---------
Setelah beberapa lama Andri baru memelankan kendaraannya.  Menyadari sesuatu yang keliru.  Mobil ini bukan mobilnya!  Pantas sedari tadi dia merasa aneh saat menjalankannya.  Mobilnya matic dan ini manual.

Andri berhenti dan menoleh kepada teman
-temannya untuk bertanya.  Hanya untuk menyaksikan beberapa pasang lubang tanpa bola mata memandang ke arahnya!
---------
Bogor, 10 Juni 2017




10 komentar untuk "Misteri Pasar Hantu"

DomaiNesia