Mencintai Hujan yang Kau Benci
(Hujan di depan rumah senja ini. Photo by Ari)
Kau terus saja mengujar kebencian tentang percik derasnya
Mengurai dinginnya air yang menyertai kedatangannya
Kau terus mengumpat dalam larik-larik katamu
Yang seolah sedang menghujamkan anak panah besi panas
Pada sang hujan yang sungguh kau tak suka
Aku hanya sedih mendengar semua luka yang kau kata karena hujan
Aku hanya kasihan padamu yang terus melihat sisi negatif hujan bagimu
Dan terus menerus membiarkan lukamu mengembang
Karena kau mengenangnya sedalam-dalamnya di batinmu
Di sini aku juga berteman hujan yang sama
Melihat segarnya dedaunan yang tersapu titik airnya
Menikmati sejuk dalam deburan percik lembutnya
Terlebih saat bertemu dengan lembaran daun dan helaian mahkota bunga
Jauh lebih indah dari permata yang berkilauan
Juga saat menatap pepohonan berseri-seri karena derasnya siraman hujan
Memang terkadang angin mengiringinya dengan kencang
Namun aku tak pernah menyalahkan kedatangan hujan
Terlebih membenci keberadaannya, tak pernah
Jika sesuatu nampak buruk datang tepat bersamaan dengan hujan
Aku rasa bukan salah hujan dan tiada alasan menjadikannya bantahan
Aku tetap menunggu hadirnya hujan
Apapun yang kemudian menyertainya
Karena saat derasnya mengguyurku
Dia menemani tangisku dan membawa kesedihanku hanyut bersama alirannya
Bahkan kadang dukaku pun justru terbenam tersapu angin kencang yang datang mengiringnya
Iya aku memilih berdama dengan kehadiran sang hujan
Aku tak mau membenci hujan
Aku hanya mau menyambut selalu hadirnya
Aku mencintai hujan yang kau benci itu
..
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
3 April 2020
Kau terus saja mengujar kebencian tentang percik derasnya
Mengurai dinginnya air yang menyertai kedatangannya
Kau terus mengumpat dalam larik-larik katamu
Yang seolah sedang menghujamkan anak panah besi panas
Pada sang hujan yang sungguh kau tak suka
Aku hanya sedih mendengar semua luka yang kau kata karena hujan
Aku hanya kasihan padamu yang terus melihat sisi negatif hujan bagimu
Dan terus menerus membiarkan lukamu mengembang
Karena kau mengenangnya sedalam-dalamnya di batinmu
Di sini aku juga berteman hujan yang sama
Melihat segarnya dedaunan yang tersapu titik airnya
Menikmati sejuk dalam deburan percik lembutnya
Terlebih saat bertemu dengan lembaran daun dan helaian mahkota bunga
Jauh lebih indah dari permata yang berkilauan
Juga saat menatap pepohonan berseri-seri karena derasnya siraman hujan
Memang terkadang angin mengiringinya dengan kencang
Namun aku tak pernah menyalahkan kedatangan hujan
Terlebih membenci keberadaannya, tak pernah
Jika sesuatu nampak buruk datang tepat bersamaan dengan hujan
Aku rasa bukan salah hujan dan tiada alasan menjadikannya bantahan
Aku tetap menunggu hadirnya hujan
Apapun yang kemudian menyertainya
Karena saat derasnya mengguyurku
Dia menemani tangisku dan membawa kesedihanku hanyut bersama alirannya
Bahkan kadang dukaku pun justru terbenam tersapu angin kencang yang datang mengiringnya
Iya aku memilih berdama dengan kehadiran sang hujan
Aku tak mau membenci hujan
Aku hanya mau menyambut selalu hadirnya
Aku mencintai hujan yang kau benci itu
..
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
3 April 2020
π aku menyukai senja dan hujannya☺️ππ
BalasHapusTapi..apakah senja dan hujan juga sama? Eh.. hehe. Terimakasih pak Warkasa. Salam
HapusMenangis dalam hujan
BalasHapusMeruntuhkann telaga kesedihan bersama luruhnya rinai
Senja hari dengan rinai gerimis kadang romantis, mbak.
BalasHapusAku suka hujan karena hujan bisa menyembunyikan sebuah tangisanπ
BalasHapusHujan tak kubenci yang kubenci, bocornya hihihi
BalasHapusπππ
HapusHujan indah. Dilukiskan dalam bentuk puisi lebih indah lagi.
BalasHapus