Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Saat Aku tak Ingin Menulis

Sumber : pixabay.com/Monoar_CGI_Artis



"Mba kok belum nulis hari ini?"

Pertanyaan seperti ini kerap singgah di gawaiku. Terkadang membuatku malu. Mengapa? Ya, menulis sebetulnya hal mengasyikkan yang kerap aku tunggu. Namun tak jarang sedikit waktu terluang untuk itu.

Tak konsisten. Barangkali itu penyebabnya. Memang kini begitu banyak kendala. Semisal pekerjaan rumah yang mengantri dieksekusi. Pun keluarga menjadi inti perhatian yang tak mungkin kuhindari.

Saat itu pulalah kegiatan menulis menjadi begitu sulit kulakukan. Meski sebetulnya bisa saja aku jadwalkan. Namun terkadang tak bisa fokus, dan kendala menjadi faktor yang tak bisa dihindarkan. Hingga berujung malas menulis di tengah jalan. Ahay.

Kendala pastinya ada saja ya. Namun sepertinya alasan itulah yang kerap menjadi tawanan utama. Seperti seorang buronan. Dia tak akan berhenti melakukan berbagai hal untuk menyampaikan berjuta "alasan".

Dan inilah yang memang harus dihilangkan. Alasan! Seperti yang kerap aku lakukan. Manusia tak luput dari kesalahan bukan? Ya pastinya juga akan banyak alasan untuk dilakukan dalam menyembunyikan kesalahan.

Disisi yang berbeda manusia pun dilahirkan memiliki kesadaran. Sehingga inilah yang bisa membantu memulihkan keadaan menjadi kembali aman. Menyingkirkan alasan!

Begitupun alasan-alasan untuk tidak menulis. Banyaaak. Meski demikian banyak pula solusi yang bisa kita ambil untuk tidak malas menulis. Kalau kita mau mencari maka akan dengan mudah pula ditemui.

Rasanya itu terlalu berat ya. Itulah yang aku alami. Lagi lagi, alasan! Ya, aku memang sedang mencoba untuk mencari kesadaran agar aku tak bosan untuk menyingkirkan alasan ketika aku tak bisa menulis. Kerap terlintas, ayo hajaaar saja!

Pada akhirnya jari pun kembali beraksi. Meski tak banyak aksara kutemui. Tak mengapa. Apapun kutulis, asal bermanfaat. Tak masalah. Tak perlu banyak. Sedikit saja, yang penting menoreh kata. Itu jauh lebih berguna. Ketimbang diam saja, tidak ada gunanya kan.

Jika aku sedang tak ingin menulis. Berat, tentu saja. Aku harus terlebih dahulu menyingkirkan beragam alasan. Lalu memunguti serpihan keinginan. Hingga kutemukan kembali kesadaran.

Nyatanya menulis sebetulnya adalah hal yang mudah untuk dilakukan. Jika kita berhasil menyingkirkan beragam alasan.

Seperti saat ini. Sebetulnya aku sedang tak ingin menulis. Anakku begitu riweh sedari pagi. Namun aku mencoba singkirkan alasan untuk tak menggerakkan jari tangan. Dan Alhamdulillah akhirnya artikel sederhana ini pun selesai juga aku tuliskan.

Semoga bermanfaat. Yakinlah sesudah kesulitan akan terbit kemudahan. Begitupun kesadaran menulis akan tumbuh kembali di antara berjuta alasan yang kerap dihadirkan. In syaa Allah.

Tetap semangat. Seperti aku pun kerap menyemangati diriku untuk tak berhenti menyingkirkan seorang buronan bernama "alasan".






Niek~
Jogjakarta, 7 Juni 2020

Nulis Bersama
Nulis Bersama Ruang berbagi cerita

7 komentar untuk "Saat Aku tak Ingin Menulis"

  1. Betul Pak Budi, harus menyingkirkan alasan untuk bisa kembali menghasilkan, tulisan๐Ÿคญ๐Ÿ™๐Ÿป

    Maturnuwun Pak Budi, sehat selalu njih, Aamiin๐Ÿ˜‡๐Ÿ™๐Ÿป

    BalasHapus
  2. Terimakasih Mba Ari๐Ÿ™๐Ÿป

    Sehat selalu ya Mba, Aamiin๐Ÿ˜‡๐Ÿ™๐Ÿป

    BalasHapus
  3. Iya sebenarnya itu juga maksudnya mba
    Waktu dan alasan
    Waktu yg dikit, alasannya banyak
    Waduh๐Ÿ™ˆ๐Ÿคญ๐Ÿ˜‚

    BalasHapus
  4. Alasan...
    Mungkin karena kita terbiasa menjawab pertanyaan uraian saat masa sekolah dengan alasan alasan...

    Misalnya :
    Sebutkan 5 alasan mengapa menulis itu penting bagi seseorang !

    Dan jawabnya :
    5 alasan mengapa menulis itu penting bagi seseorang adalah :
    1.
    2.
    3.
    4.
    5.

    ๐Ÿ˜„๐Ÿ˜„

    BalasHapus
    Balasan
    1. ๐Ÿ˜‚betul betul betul mba Dewi
      Dan yg jd buronan yi alasan berikutnya
      Gak nulis๐Ÿคญ๐Ÿ˜‚

      Hapus
  5. Keren, mbak Niek☺️๐Ÿ‘

    BalasHapus
DomaiNesia