Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Teknik Dasar Fotografi (Bagian 2)

 

Teknik Dasar Fotografi 

Bag.2

 

 

1. Depth of Field atau DOF

Depth of field atau sering disingkat menjadi DOF merupakan salah satu teknik fotografi yang paling dasar. Setiap foto memiliki kedalaman ( depth ) yang terbagi atas foreground ( depan ) dan background ( belakang ). Fokus pada lensa kamera dapat dikendalikan atau diarahkan pada objek tertentu. Pengendalian Depth of Field berguna untuk membatasi fokus pada foto dan lebih memberi kesan hidup pada foto.

Contoh berikut menunjukan DOF sempit dengan fokus pada foreground:

Pict : Eend Gembel


Contoh berikut menunjukan foto DOF luas, dengan fokus pada foreground dan background.

Pict : Eend Gembel

 

 2. Stop action

Setelah memahami DOF yang berkaitan dengan aperture/diafragma, kali ini akan dijelaskan tentang stop action, dimana sangat berkaitan erat dengan shutter speed. Foto stop action bertujuan untuk mengabadikan suatu moment dengan gerakan cepat sehingga dapat tertangkap oleh kamera sebagai gambar diam, seperti foto tetesan air, ledakan, atau foto ketika orang sedang melompat dan lain sebagainya. Yang paling utama dalam mendapatkan foto stop actionadalah mengatur shutter speed secepat mungkin ( misal 1/500 detik, 1/1000 detik, hingga 1/8000 detik ). Karena tuntutan shutter speed yang cepat, maka tentunya cahaya yang dibutuhkan sangat banyak, maka dari itu biasanya foto stop action lebih banyak dilakukan di ruang terbuka pada siang hari dimana cahaya matahari bersinar terang. Bukan tidak mungkin untuk memperoleh foto stop action pada malam hari atau cahaya yang minim, namun peralatan pendukung mutlak diperlukan seperti flash atau bahkan lampu studio dengan kecepatan sinkronisasi yang tinggi pula.

Pict : Eend Gembel

 
3. Slow action

Bertentangan dengan foto stop action, foto Slow actionbertujuan memperlihatkan pergerakan objek dengan shutter speed yang rendah, sehingga pergerakan objek dapat tampak pada hasil foto. Shutter speed yang digunakan cenderung rendah agar pergerakan objek dapat terekam ( misal 1/5 detik, 1 detik, dst ), namun yang patut diperhatikan adalah kamera harus tetap dalam posisi statis agar background daripada objek tetap fokus walaupun shutter speed lambat.

Pict : Eend Gembel

4. Panning

Mirip dengan metode foto movement, namun dalam foto panning gerakan objek lebih ditampilkan melalui background yang bergerak. Prinsip dasar foto panning sama dengan foto movement, hanya saja pada saat pemotretan, kamera ikut bergerak mengimbangi gerakan objek, sehingga objek tetap fokus namun background yang dihasilkan bergerak.
Contoh foto panning:

Sumber : Digital Photography School.com

 
Cara foto panning:

Bidik sasaran bergerak ( pada umumnya mobil ), tekan tombol shutter 1/2 agar fokus mengunci objek, gerakan kamera mengikuti objek seketat mungkin agar objek tetap fokus, sekiranya dirasa gerakan kamera sudah mengimbangi gerakan objek, tekan tombol shutter penuh dengan kamera yang tetap bergerak mengikuti objek.

5. Bulb

Foto bulb dapat diperoleh melalui mode manual dengan mengatur shutter speed pada setting paling lambat ( BULB ), dimana shutter akan terus terbuka selama tombol ditekan dan akan menutup kembali pada saat tombol dilepas. Yang patut diperhatikan pada foto bulb adalah posisi kamera yang mutlak harus statis, maka gunakanlah tripod untuk menghasilkan foto bulb.

 

Pict : Eend Gembel 
Pict : Eend Gembel

Semoga bermanfaat...

Nulis Bersama
Nulis Bersama Ruang berbagi cerita

5 komentar untuk "Teknik Dasar Fotografi (Bagian 2)"

  1. Ketenangan di atas pengambilan gambar dengan kamera canggih?

    Bagaimana cara mengambil gambar hanya dengan smartphone dan hasil memuaskan?

    BalasHapus
  2. Keren, manfaat sekali. Bagi yang awam seperti saya sepertinya belum bisa nancap kalo belum praktik, 😁

    BalasHapus
DomaiNesia