Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Bukankah Hutan Sebagai Nafas ?


                                       Indahnya Hutan di Taman Nasional Gunung Palung (Foto : Sahril/Yayasan Palung


Jika aku boleh bertanya, bukankah hutan sebagai nafas?

Bukankah hutan yang hingga kini memberi tanpa basa basi dan tanpa pamrih.

Nafas hidup bagi semua, semua makhluk yang mendiami bumi ini.

Hilangnya hutan berarti siap mengorbankan satu, sebagian besar atau semua nafas hidup.

Bagi masyarakat, terutama masyarakat adat, hutan adalah ibu yang selalu memberi dan mengasihi.

Hargai bumi (alam lingkungan, hutan, tanah, air) ini dengan sisa-sisa kebijaksanaan yang kita miliki.
Mengingat, hutan hujan memiliki fungsi yang tak terkira bagi tatanan kehidupan semua makhluk hingga kapanpun. Nafas hidup semua makhluk hidup tergantung kepada keadaan hutan hujan tropis saat ini.
Hilangnya hutan (bencana yang terjadi) atau konflik yang terjadi jangan ada lagi, hutan tanah, air ini milik semua yang harus dirawat, dijaga hingga nanti oleh kita semua pula. Hutan, tanah dan air atau alam ini tetap menjadi nafas yang tak lekang oleh waktu, hari ini dan nanti.
Tidak terbayangkan apabila tatanan kehidupan tanpa hutan hujan apakah bisa berlanjut atau tidak.
Hutan menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam tatanan kehidupan makhluk hidup karena ia adalah nafas hidup semua tanpa terkecuali, yang tak boleh hilang lenyap begitu saja.

Hutan yang tumbuh menjulang tinggi apabila boleh dikatakan memiliki dan menyimpan berjuta manfaat bahkan rahasia bagi kehidupan makhluk hidup.

Memiliki manfaat yang tidak terkira berupa kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) dan itu sudah pasti disediakan sebagai pemenuhan kebutuhan makhluk hidup, dengan syarat tidak serakah. Sedangkan rahasia yang tersimpan dari hutan adalah tentang keindahannya yang tidak akan pernah hilang dan selalu ada.

Setidaknya data telah mencatat bahwa Indonesia memiliki 109 juta hektar hutan hujan tropis dunia atau dengan kata lain 10 % dari total hutan hujan dunia ada di Indonesia. Dengan luasan yang cukup besar tersebut tentu hutan hujan (hutan tropis) memiliki dan menyimpan banyak manfaat bagi semua makhluk hidup lainnya.

Sumber makan (pakan) bagi satwa misalnyHutan sebagai Nafas

Hutan sebagai nafas hidup bagi semua makhluk yang mendiami bumi.

Hilangnya hutan berarti siap mengorbankan satu, sebagian besar atau semua nafas hidup.

Bagi masyarakat, terutama masyarakat adat, hutan adalah ibu yang selalu memberi dan mengasihi.

Apabila kita bisa saling harmoni dengan bumi (alam lingkungan) ini maka ia boleh berlanjut hingga nanti.

Hargai bumi (alam lingkungan, hutan, tanah, air) ini dengan sisa-sisa kebijaksanaan yang kita miliki.
Mengingat, hutan hujan memiliki fungsi yang tak terkira bagi tatanan kehidupan semua makhluk hingga kapanpun. Nafas hidup semua makhluk hidup tergantung kepada keadaan hutan hujan tropis saat ini.
Hilangnya hutan (bencana yang terjadi) atau konflik yang terjadi jangan ada lagi, hutan tanah, air ini milik semua yang harus dirawat, dijaga hingga nanti oleh kita semua pula. Hutan, tanah dan air atau alam ini tetap menjadi nafas yang tak lekang oleh waktu, hari ini dan nanti.

Tidak terbayangkan kiranya apabila tatanan kehidupan tanpa hutan hujan apakah bisa berlanjut atau tidak.

Hutan tidak bisa disangkal menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam tatanan kehidupan makhluk hidup karena ia adalah nafas hidup semua tanpa terkecuali, yang tak boleh hilang lenyap begitu saja.

Hutan yang tumbuh menjulang tinggi apabila boleh dikatakan memiliki dan menyimpan berjuta manfaat bahkan rahasia bagi kehidupan makhluk hidup yang terkadang sulit dimengerti dan diprediksi.

Memiliki manfaat yang tidak terkira berupa kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) dan itu sudah pasti disediakan sebagai pemenuhan kebutuhan makhluk hidup, dengan syarat tidak serakah. Sedangkan rahasia yang tersimpan dari hutan adalah tentang keindahannya yang tidak akan pernah hilang dan selalu ada.

Data mencatat, Indonesia memiliki 109 juta hektar hutan hujan tropis dunia atau dengan kata lain 10 % dari total hutan hujan dunia ada di Indonesia. Dengan luasan yang cukup besar tersebut tentu hutan hujan (hutan tropis) memiliki dan menyimpan banyak manfaat bagi semua makhluk hidup lainnya.

Sumber makan (pakan) bagi satwa seperti primata seperti orangutan, kelempiau dan ada pula burung  seperti burung enggang serta lain sebagainya. 

Tidak hanya itu, hutan sebagai tempat hidup bagi 12% mamalia, 16% dari reptil dan herpertofauna, 1.519 spesies burung. Apabila boleh dikata hutan menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan sebagai nafas yang juga tidak boleh hilang.

Sejujurnya apabila kita bisa saling harmoni dengan bumi (alam lingkungan) ini maka ia boleh berlanjut hingga nanti.

Semoga ada asa dari kita semua untuk menyelamatkan hutan hujan yang semakin terhimpit dan sempit ini agar nafas bisa berlanjut.


Semoga saja...

Petrus Kanisius (Pit) - YP


Nulis Bersama
Nulis Bersama Ruang berbagi cerita

Posting Komentar untuk "Bukankah Hutan Sebagai Nafas ?"

DomaiNesia