Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Ilmu Numerologi yang Bukan Sulap, Bukan Sihir

 


“Nomberologi”, “Numerik”, dan yang paling sering adalah “apalagi Namanya?,” adalah daftar istilah untuk ilmu aneh ini.

“Ehem… Numerologi”,berulang kali saya menjawab jika bertemu dengan pasien atau siapa saja yang ingin mengkaji peruntungan nasib melalui angka.

Ini belum termasuk interogasi awal untuk mengetahui apa yang bisa dilakukan oleh seorang Numerolog. Setelah dijelaskan panjang kali lebar, buntut-buntutnya, “artinya kamu paranormal ya”.

Biasanya jika sudah demikian adanya, saya akan bertemu dengan dua jenis manusia.

Yang pertama adalah, manusia dengan mata berbinar-binar, hidung kembang-kempis, wajah memelas yang memandang diriku sebagai “sang juru selamat”

Kategori kedua adalah yang tertawa cengengesan dan memintaku untuk segera bertobat, karena "kerajaan syurga sudah dekat".

Kedua perasaan ini, sama-sama tidak enak. Dianggap sebagai malaikat atau setan, keduanya adalah produk roh halus. Tidak cocok dengan diriku yang masih ingin menikmati dunia fana yang penuh hura-hura ini.

Para pemirsahhh… Saya bukan paranormal. Saya tidak bisa mencium bau dedemit, apalagi menyihirmu menjadi kodok.

Untuk itu, melalui artikel ini, saya akan menjelaskan sedikit mengenai Numerologi, atau juga dikenal sebagai ilmu angka.

Numerologi berasal dari pemikiran seorang filsuf Yunani Kuno yang bernama Pythagoras (570-495 SM). Menurut pemikiran beliau, “dunia dibangun oleh kekuatan angka”.

Menurut beliau, angka memiliki dua sisi yang berbeda, yaitu sebagai kuantitas dan kualitas.   

Kita mengenal matematika yang juga dikenal sebagai ilmu berhitung. Nah matematika melihat angka dari sisi kuantitas (jumlah). Sementara Numerologi adalah ilmu yang mengutak-atik angka dari sisi filsafat atau kualitas.

Angka dari sisi kuantitas adalah angka yang dilihat sebagai obyek perhitungan, sementara kualitas terhadap angka sangat bergantung kepada persepsi dari setiap manusia.

Sebagai contoh, dua orang yang berbeda bisa saja menyukai dua angka yang berbeda juga. Alimenyukai angka 7, sementara Budi menyukai angka 3.

Jika ditanyakan kepada Ali, mengapa ia menyukai angka 7, maka jawabannya, biasanya angka tersebut memiliki hubungan pribadi dengannya, seperti tanggal lahir, nomor rumah, atau tujuh saudara. Namun tidak jarang juga, kita menemukan jawaban “Tidak tahu, suka aja pokoknya”.

Nah, perasaan angka 7 pada Ali maupun angka 3 pada Budi, inilah yang disebut dengan “melihat angka dari sisi kualitas”.

Lebih lanjut, setiap manusia memiliki persepsi pribadi tentang angka. Angka 1 memiliki arti kemandirian bagi si Budi, sementara si Ali bisa saja menghubungkan angka 1 dengan penciptaan.

Tidak ada yang salah disini, karena yang kita gunakan dalam memersepsikan kualitas angka, adalah pemikiran kita sendiri. Setiap orang memiliki pemahaman angka yang berbeda, berdasarkan pengalaman yang dimilikinya.

Nah, teori inilah yang mendasari terciptanya ilmu Numerologi.

Namun, bukan berarti Numerologi adalah ilmu yang hanya berkutat pada ‘tebak-tebakan arti angka saja”. Setelah Pythagoras mengatakan bahwa angka memiliki arti filsafat yang dalam, bertumbuhlah para Numerolog yang melakukan riset terhadap apa arti angka bagi seseorang.

Menurut para Numerolog, manusia terdiri dari dua jenis kode angka.

Yang pertama adalah tanggal lahir yang terdiri dari 8 angka, yaitu dua dari tanggal lahir, dua dari bulan lahir, dan empat dari tahun lahir, (dd/mm/yyyy).

Kode yang kedua adalah nama, yang terbentuk dari susunan gabungan alfabet a hingga z.  

Untuk mendapatkan kode angka dari tanggal lahir, maka seluruh angka yang muncul harus dijumlahkan dan dikerucutkan hingga hanya menghasilkan satu angka saja dari 1 hingga 9.

Mengapa hanya satu angka saja? Karena ilmu Numerologi menyatakan bahwa angka tunggal 1,2,3,4,5,6,7,8,9, adalah angka dasar yang merepresentasekan sembilan karakter manusia.

Contoh:

  • 13 Maret 1983 – Konversi menjadi 13.03.1983.
  • Cara Perhitungannya adalah 1+3+0+3+1+9+8+3 =28 =2+8 =1

Contoh yang lain lagi:

  • 07 Juli 1971 =0+7+0+7+1+9+7+1 =32 =3+2 =5
  • 24 Desember 2000 =2+4+1+2+2+0+0+0 =11 =1+1 =2

Adapun untuk mendapatkan kode angka dari nama, maka yang harus dilakukan adalah memahami konversi abjad terhadap nama berdasarkan Tabel Pythagoras di bawah ini:

Contoh:

  • Maria =4+1+9+9+1 =24 =2+4 =6
  • Ayu Pratiwi = 1+7+3+7+9+1+2+9+5+9 =53 =5+3 =8

Nah, setelah kita mendapatkan hasil dari kedua kode angka ini, selanjutnya bagaimana?

Dalam ilmu Numerologi, kedua kode angka ini mewakili karakter manusia, dengan penjelasan:

Kode Angka dari Tanggal Lahir, mewakili takdir, atau tujuan hidup di dunia ini, yang tak bisa berubah.

Kode Angka dari Nama, melambangkan Nasib, atau usaha-usaha yang dapat dilakukan oleh manusia dalam memperbaiki hidupnya. 

Seseorang harus bisa mengharmonisasikan kedua jenis angka ini, agar dapat menjalani hidup yang lebih tenang.

Tugas seorang Numerolog, adalah memberikan saran dan perbaikan hidup berdasarkan kedua kode angka dan seluruh turunan dan gabungannya.

Secara umum ada lebih dari 40 jenis perhitungan yang mewakili karakter-karakter tertentu manusia, seperti motivasi, kemampuan, sikap, rintangan, dan lain sebagainya.

Perhitungan juga bisa digabungkan dengan tanggal, bulan, tahun yang sedang berjalan untuk melihat kecenderungan karakter seseorang di bawah pengaruh dari sebuah tanggal.

Numerolog juga harus mampu memadukan angka-angka yang disukai atau tidak disukai oleh seseorang yang mewakili trauma atau pengalaman masa lalu dari alam bawah sadarnya.  

Selain itu, angka-angka di sekitar, seperti alamat rumah, nomor telpon, plat mobil, bisa juga dianalisis sebagai referensi tambahan terhadap faktor eksternal yang memengaruhinya.

Nah, cukup bingungnya sampai disini, jadi jangan heran jika banyak yang memanggil diriku sebagai kata Suhu, meskipun aku lebih senang diakui sebagai seorang filsuf gila, daripada gelar Paranormal.

Kalau penasaran, nantikan artikel-artikel selanjutnya mengenai Numerologi di blog ini.   


SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS®

Numerolog Pertama di Indonesia – versi Rekor MURI

 

Nulis Bersama
Nulis Bersama Ruang berbagi cerita

3 komentar untuk "Ilmu Numerologi yang Bukan Sulap, Bukan Sihir"

DomaiNesia