Mati Langkah
Joko yakin Mita mau jadi pacarnya. Dia dan Mita sudah cocok. Punya visi sama soal berumah tangga, soal anak, soal prinsip hidup, soal…
“Joko? Joko!” panggil Mita.
“Kenapa?”
“Mau pesan apa? Kok lihat menu sampai tekun begitu?”
“Hmm, roti bakar dan espresso, Mbak,” katanya kepada waitress yang berdiri di samping meja mereka.
Si waitress mengangguk lalu beralih ke Mita. Mita memesan ayam geprek barbequ5 saus mozarella dan es jeruk.
“Cuma makan roti bakar apa kenyang?” tanya Mita pada Joko setelah si waitress pergi.
Joko tersenyum, “Lebih enak menikmati waktu dengan kamu daripada menikmati makanan.”
Mita terkikik geli mendengar perkataan Joko.
Mita melempar pandangan ke luar resto dari balik kaca tempat mereka duduk. Dia mengernyitkan kening lalu berdiri melesat keluar resto, meninggalkan dan tidak mengindahkan Joko yang memanggilnya.
Mita menghampiri perempuan muda yang sedang menahan bagian belakang Yamaha Finonya agar tidak terampas oleh lelaki berhelm hitam. Lelaki satunya turun bermaksud membantu rekannya.
Tiba-tiba kedua begal tersentak mundur hampir terjatuh. Pegangan begal berhelm hitam lepas dari motor yang hendak dirampasnya dan yang satunya terhuyung mundur. Mita telah menghantam ulu hati mereka dengan pukulan momtong jireugi yang cepat dan keras.
Tanpa menunggu sedetikpun, Mita menendang kelamin si helm hitam dan rekannya secepat kilat. Si helm hitam tidak mengaduh melainkan menyumpah sambil memegangi alat vitalnya, “Anjing! Anjiiinng!”
Selagi helm hitam melolong kesakitan dan marah, Mita menarik kaca helmnya dan membenturkan kepala helm hitam dengan kepala rekannya. Kedua helm para begal beradu keras dan keduanya yang goyah berusaha sekuat tenaga untuk tetap berdiri.
Tanpa buang waktu Mita mendorong perut si helm hitam dengan tendangan dollyo chagi sekuat yang dia bisa. Si begal terjengkang terduduk di aspal menahan sakit dan malu tiada tara. Dia mencoba bangkit tapi ulu hatinya keburu diinjak oleh Mita. Sedangkan begal yang satu hanya butuh satu tusukan pyeonsonkeut sewo chireugi, yang dilakukan Mita dengan pelan, untuk pingsan dengan damai.
Pixabay/TemperateSage |
Kedua begal kini tergeletak di aspal, dipinggir jalan raya yang akhirnya macet karena orang-orang lebih sibuk mengabadikan kejadian tersebut daripada menolong Mita.
Perempuan muda yang motornya batal dirampas gemetar melihat adegan kekerasan di depan matanya sekaligus melongo karena motor Yamaha Finonya ternyata selamat tanpa lecet sedikitpun meski terhempas ke pedestrian.
“Kamu gak apa-apa?” tanya Mita pada perempuan muda.
Si perempuan muda masih terkesima sehingga tidak mendengar Mita bicara.
“Hei! Kamu gak apa-apa? Apa ada yang luka?” tanya Mita lagi sambil menepuk pelan bahu si perempuan muda.
“Oh, ya, eh, gak apa, Alhamdulillah. Terima kasih sudah menolong saya ya, Kak!” jawabnya antara terkesima, bingung, lega, dan senang.
“Sama-sama. Kamu mau saya antar lapor polisi sekalian?”
Si perempuan muda menggeleng cepat, “Tidak usah, Kak, saya mau langsung pulang saja. Takut ditanya macam-macam sama polisi.”
Baru saja si perempuan muda mengatupkan mulut, bunyi sirene keras terdengar. Satu mobil polisi bersama satu polisi bermotor datang menghampiri tempat kejadian perkara dimana dua begal tergeletak dikerumi orang-orang. Rupanya ada orang yang melihat kejadian pembegalan itu dan melapor ke polisi.
Si perempuan muda pulang dikawal polisi bermotor dan kedua begal digotong ke dalam mobil polisi dalam keadaan masih pingsan dan sudah terborgol.
“Kamu gak bilang kalau kamu jago berantem,” ujar Joko ketika mereka sudab duduk kembali ke meja restoran.
“Itu bukan berantem, Joko, itu bela diri, kalau berantem itu kita yang cari masalah,” cetus Mita lalu menyeruput es jeruknya.
“Kamu, kan, bisa cerita kalau kamu jago bela diri,” sambung Joko lagi.
“Kamu gak nanya,” sahut Mita.
“Apa setiap cerita harus didahului oleh pertanyaan?” ujar Joko.
Mita hanya mengangkat bahunya tapi sedetik kemudian dia berkata, “Aku sudah bilang aku bisa jaga diri sendiri,” sahut Mita, kali ini menyuap potongan ayam geprek berlumur mozarella ke mulutnya.
Joko menatap Mita, tidak tahu lagi harus berkata apa. Perempuan cantik yang dikiranya lembut dan sedikit manja ternyata mampu melumpuhkan dua begal sekaligus!
Joko kehilangan kata-kata sekaligus kehilangan selera menyantap roti bakarnya. Dia hanya memandangi Mita yang sedang menyantap ayam gepreknya dengan lahap.
Ahh, saat ini juga aku akan langsung memintanya untuk jadi istriku, Joko mantap.
Catatan:
momtong jireugi: pukulan taekwondo yang mengarah ke ulu hati.
dollyo chagi: tendangan taekwondo ke arah perut dengan menggunakan punggung kaki.
pyeonsonkeut sewo chireugi: tusukan tangan taekwondo yang dilakukan dengan telapak tangan tegak.
Posting Komentar untuk "Mati Langkah"