Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Warung Kopi Keliling Pak Budiantoro



Warung Kopi Keliling Pak Budiantoro

Cerita di warung kopi.

Hidup ini tidak ada yang sempurna, dibalik ketidaksempurnaan itu ada kebahagiaan dan ada juga keputusasaan. Seperti secangkir kopi hitam pekat. Kehidupan kadang bisa sepekat itu. Tapi dalam pekat itu ada keteguhan, kekuatan untuk bertahan hidup.

Halte yang ada di perumahan Harvest City. Tempat bus dan angkot menunggu penumpang.
Seperti biasa aku duduk di halte yang dekat dengan cafe roti bakar dan Toko Narma. Sambil menunggu angkot. Saya melihat bapak yang selalu mangkal di halte ini. Beberapa bulan ini, sudah tidak asing lagi wajah mereka. 


Sesesap kopi di sore ini ada kisah dari Pak Budiantoro.

Pak Budiantoro berusia 60 tahun. Punya istri yang setia, serta masih punya tanggungan anak dan cucu.

Mereka tinggal di Kampung Sawah gang Sawo RT 5 RW 2, untungnya sudah rumah sendiri. Sebelum jualan kopi keliling beliau pernah menjadi tukang odong-odong. Odong-odong perhari setoran seratus ribu. Kalau sebelum pandemi banyak langganan sekarang sepi. Karena tidak kuat bayar setoran mahal. Beralih haluan ke pedagang kopi keliling. Biasanya saya melihat pedagang kopi keliling pakai motor tapi beliau hanya punya sepeda.



"Dikuatkan saja Bu, goes sepeda jauh-jauh demi anak istri," ujarnya.
Sebelumnya malah lebih jauh ke daerah Jonggol, setiap pagi dan malam goes sepeda.

Semenjak mangkal di perumahan Harvest City beliau berangkat dari jam 6 pagi pulangnya sampai mahgrib. Punya anak dua perempuan. Salah satunya tinggal di daerah kota Bekasi. Kemudian yang kedua tinggal bersama mereka ditinggal suami ketika hamil. Sekarang cucunya berumur dua tahun. Terkadang mereka ikut berjualan dengan pak Budiantoro. Pernah sekilas saya lihat, beliau asyik menggendong cucunya yang sedang tidur sambil menunggu pembeli kopi serta jajanan miliknya.



Penguni halte semenjak pandemi sangat sepi. Paling-paling tukang ojek yang sering mangkal di sana langganannya. Kemudian sopir angkot dan bus ketika menunggu penumpang. Bus saja sudah jarang mangkal ketika pandemi ini. Bisalah kita tebak penghasilannya berapa bila keadaan sepi seperti itu.

Penghasilannya perhari paling banyak 40 ribu terkadang 30 ribu. Bagaimana dengan istri? Apakah punya penghasilan juga? Saya bertanya lagi. Apakah cukup uang segitu perhari dengan tanggungan cucu juga. "Dicukupkan Bu," katanya lagi.

"Istri suka menanam di sekitar rumah, berupa sayuran, cabe untuk selang seling, makanan perhari. 
"Bagaimana dengan anak perempuan Bapak?" Saya masih penasaran, sanggupkah menjalani hidup bila setiap hari berkekurangan.
"Anak perempuan saya kurang jeli menghitung Bu, dia tidak bisa menghitung uang kembalian."
"Maksudnya Pak," ujar saya lagi.
"Beberapa kali tetangga menawarkan pekerjaan, bantu berjualan, saya tidak memberikan izin. Takut dia berbuat salah malah buat rugi majikannya."
"Oh jadi, sekarang di rumah saja menganggur begitu ya Pak,"
"Iya, membantu ibunya di rumah."

Dari pemerintah dapat bantuan selama covid 19, belum pernah. Mendapatkan sembako paling ada dua kali dari tetangga. Percakapan kami terhenti pelanggan kopi, datang. Setelah melayani pembeli kami melanjutkan percakapan, berhubung angkot yang saya tunggu belum datang.

"Berapa harga kopi pergelas Pak,"
"Jika yang seperti kopi ABC, kapal api sekitar tiga ribuan, lain dengan capuccino sekitar empat ribuan."

Termasuk murah menurut saya, kemungkinan besar tidak dipungut pajak oleh manajemen Harvest City. Tidak berapa lama, ada lagi yang datang membeli kopi. Percakapan kami terhenti lagi. Angkot yang saya tunggu juga sudah datang.

Semoga kedepannya usaha Pak Budiantoro semakin lancar. Dan bisa menghidupi keluarganya. Itulah hidup. Terkadang kita di bawah terkadang di atas. Seperti pak Budiantoro, dulunya pernah bekerja di perusahaan. Dan jabatan lumayan sehingga mampu membeli rumah. Tetapi sekarang kehidupannya berbalik bahkan makan sehari-hari saja terancam.

# Secangkir kopi bersama

Event secangkir kopi bersama

Bekasi, 28 Januari 2021

Nulis Bersama
Nulis Bersama Ruang berbagi cerita

Posting Komentar untuk "Warung Kopi Keliling Pak Budiantoro"

DomaiNesia