Kamu dan Cerita-cerita Sehabis Hujan
Sekali lagi kubaca tubuhmu pada puisi yang kausuarakan. Kurasakan hening yang sewaktu-waktu siap pecah
Langit murung
Namun, matamu jarang terlihat mendung. Walau bibirmu sering dihiasi senyum sedikit menggantung
Aku selalu sedih mendengar yang namanya kematian. Banyak teman baikku mendadak pergi, katamu pada suatu sore yang muram
Sudahlah, kembali matamu berbinar. Tiba-tiba kauingin menjadi dalang, karena kaubisa membolak-balikkan kisah masa lalu, dan cerita yang akan datang. Kamu mau menjadi wayangnya? tanyamu padaku
Mau, asal dengan cerita yang happy ending. Bersamamu, tentu
Seperti biasa kau menjulurkan lidah, dalam bentuk gambar emoji, menghindari percakapan
Kamu. Ach, kamu
***
Lebakwana, Februari 2021
Posting Komentar untuk "Kamu dan Cerita-cerita Sehabis Hujan "