Ceritaku di Hari Pertama
https://pin.it/20ubwzF
Ada rasa yang menyesak masuk bulan ramadan tahun ini. Ada yang tidak bisa dipenuhi oleh apa pun di muka bumi, seviral berita emas muncul di mana-mana pun tak akan bisa memenuhi atau menyingkirkan rasa sesak dalam dada.
Hanya genangan dalam pelupuk mata yang mampu mengartikan gejolak yang sedang dirasa. Biasanya begini biasanya begitu berputar dalam ingatan. Andai begini andai begitu mengusik dan mempermainkan hati. Menciptakan ruang baru dalam hati menyimpan kenangan yang belum tuntas.
Ramadan sunyi, ramadam sepi, kami tertawa hanya hiasan dalam selimut diam, menahan kehilangan yang takterelakkan. Takada habisnya mengitung lembar kesalahan yang terselip di laci hati.
Mungkin harus melakukanhal kecil dan terlihat sepele mengawali bulan suci, atas nama para kekasih yang sudah menunggu di surga. Agar dedauan yang masih kuat dalam rantingnya pun mengucap syukur atas segala kejadian
Bumi takkan menangis, langit takkan merintih. Helai-helai rambut yang jatuh akan menjadi saksi sebuah perjalanan meniti hari, bukan sembunyi
Terlalu tinggi kah bahasa ini mengungkapkan situasi?
Swarna, 13.01.2021
Posting Komentar untuk "Ceritaku di Hari Pertama"