Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Ruang Tak Bertepi

DomaiNesia
Ilustrasi Puisi Ruang Tak Bertepi. Sumber: Dokumen Pribadi

Jika aku adalah duri yang menusuk langkahmu,
maka cabut dan patahkanlah aku.. 
Jika aku adalah batu pada sungai,
yang menghadang kejernihan yang mengalir,
maka hempaskanlah aku. 

Jika aku adalah lengan yang menarik punggungmu,
maka tepis dan tinggalkanlah aku. 
Kau tau, aku ingin menjadi hujan
yang membuat rerumputan basah
untuk permadani perjalananmu.

Aku mau, akulah pelangi di langitmu
yang membuat senjamu lebih berwarna,
sebab aku, bukanlah selarik mendung
yang tak paham warna langit yang biru. 

Meski mungkin sesekali
aku menjadi angin kencang
yang membadai pada ruangmu
yang tak bertepi, 

tapi ruang tak bertepi itu hanya milikmu,
lalu mengapatah engkau mau menari bersamaku,
sedang aku seperti angin kencang?

Apakah kau berharap
pada angin yang sesekali menepis debu,
lalu kau akan bermandi hujan
di masa pergantian musim?

Lalu angin kencang itu,
kau halau dengan segala hujan
pada ruang tak bertepimu,
tatkala kau temukan angin
yang lebih tenang
di tepi senjamu itu.
Aku tak paham tentangmu,
dan kuyakin kau sangat paham tentangku,
meski kau seringkali menutup mata hatimu

Kau mengerti
aku hanyalah angin kencang,
sedang kau adalah hujan,
langit, dan segala ruang tak bertepi,
yang tak pernah aku pahami

Aku hanyalah angin kencang,
yang datang sesekali
saat pergantian musim hujan
dan kemarau. 

Aku memberi jejak dan tanda
 yang akan mudah kau mengerti
dengan jejak langkahmu

Tapi kau, adalah ruang tak bertepi,
tanpa kupahami, kapan berganti hujan,
kemarau, langit dan langkah-langkah
yang tak pernah bisa kutandai. 

Aku seperti ingin tinggalkan
ruang tak bertepi itu,
tapi aku sendiri sudah terbelenggu di dalamnya.

Aku jatuh hati
pada ruang tak bertepi itu,
hingga aku tak paham pula
tentang diriku lagi...


Mas Han
Manado, 15 Juni 2021
Nulis Bersama
Nulis Bersama Ruang berbagi cerita

Posting Komentar untuk "Ruang Tak Bertepi"