Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Marahnya Netizen pada Anisa Pohan

 

Marahnya Netizen pada Anisa Pohan

Cukup menarik apa yang terjadi pada perilaku klan Yudoyono. Mulai bapak, anak, dulu cucu, kini menantu pun ikut-ikutan. Kasihannya adalah, ketika ia, Anisa Pohan malah menjadi bulan-bulanan netizen.

Menarik, mengapa netizen begitu galak pada si ibu yang satu ini. Beberapa hal  kayaknya memberikan sebuah dasar bagaimana warganet tidak terima dan menjadikannya bahan perundungan. Hal yang sejatinya memang khas banget warganet +62 yang lebih lazim dikenal.

Akhir-akhir ini ia sering bermedia sosial berkaitan dengan politik. Nah, namanya medsos dan politik, ya siap-siap akan menjadi bahan bulan-bulanan. Apalagi afiliasinya sangat jelas dan gamblang.

Permainan politiknya masih sangat  mentah. Ya iyalah, suaminya yang  ketua umum partai saja mengkal begitu, apalagi istrinya. Karena kemampuannya masih mentah, sehingga apa yang ia sajikan pun tidak layak makan atau konsumsi. Di sini letaknya.

Publik sudah banyak yang sangat melek politik. Peta, arah, dan juga tetek bengek politik itu, maaf lebih ngerti dari pada yang dikuasai Anisa. Termasuk yang sok tahu juga. Klop sudah ada bahan untuk sekadar candaan atau juga memang tabiatnya suka rusuh.

Apa yang disampaikan Anisa sering bertolak belakang dengan keadaan publik secara nyata. Mengapa demikian? ia ada pada sangkar emas, benteng gading yang berjarak dengan faktualisasi masyarakat pada apanya.  Yang ia nyatakan hanya sebuah kehendak politik, bukan fakta lapangan yang ia pahami dengan sangat baik.

Apalagi jika bicara mengenai keadaan partai Demokrat secara langsung. Masyarakat belum lupa 10 tahun SBY dan Demokrat berkuasa. Seperti apa yang terjadi. Pembangunan  benar ada, namun seperti apa?

Kondisi ini, yang membuat publik gemas dan akhirnya menjadikan apa yang dinyatakan Anisa sebagai bahan untuk membully. Keadaan tidak lebih baik, namun merasa seolah paling hebat. Menko Luhut sudah juga mengatakan itu dengan lugas. Ia cukup pendiam lho, sampai merespons berarti sudah sangat payah.

Seorang yang ngarep menjadi ibu negara, kapasitas Anisa perlu banyak belajar lagi. Mengendalikan cara berpolitik, apalagi mengenai isi atau konten ketika mau bersikap sebagai seorang yang ngarep dan bisa jadi menjadi ibu negara.

Kesalahan itu sangat biasa, wajar, dan manusiawi. Ketika orang dan pihak yang biasa merasa selalu benar, sok benar, dan segalanya, ketika melakukan kesalahan ya akan menerima respons yang luar biasa.

Susy Haryawan

Nulis Bersama
Nulis Bersama Ruang berbagi cerita

Posting Komentar untuk "Marahnya Netizen pada Anisa Pohan"

DomaiNesia