Cerita Anak: Persahabatan Cinta dan Sisca
Sumber: Lenka Fortelna on pixabay.com |
Siang terasa lebih panas usai dentang bel pulang sekolah. Sepanjang perjalanan ramai kendaraan lalu lalang. Terkadang sampai merayap dan macet.
Cinta segera merapat ke punggung Mama yang sigap menyetir sepeda motor. Namun, hawa panas masih terasa menyengat tubuh Cinta. Sepanas hati Cinta yang sedang gundah.
Dalam terpaan panas yang menyengat, sampai juga Cinta dan Mama di rumah. Setelah membuka pagar dan pintu rumah, bergegas Cinta menuju ruang tengah.
”Ayo… sayang! Cuci tangan dan segera makan siang” Ajak Mama.
”Malas Ma!... Nggak nafsu makan” Jawab Cinta sambil menghempaskan tubuhnya di kasur depan televisi.
Mama heran dengan sikap Cinta dan segera menghampiri. Dilihatnya pipi Cinta merah merona.
”Kenapa cantik? Pipinya kok seperti terbakar? Ada masalah ya?”
”Tidak ada Ma. Lagi malas saja”
”Ya sudah…, ayo sana mandi dulu. Sebentar lagi Papa pulang” Pinta Mama sambil mencium pipi Cinta.
Mendapat ciuman Mama nan lembut, hati Cinta tak lagi panas. Bergegas Cinta ke kamar mandi.
****
Selesai mandi dilihatnya Mama dan Papa sedang makan. Cinta segera duduk di samping Mama.
”Ma… Pa..., boleh menyampaikan sesuatu?” Pinta Cinta sambil melirik Papa.
Hening sejenak. Papa Cinta tidak segera menjawab, tetapi memberi isyarat dengan kedipan mata.
”Emmm… dua minggu ini sebetulnya Cinta kesal sama anak baru”
”Lho… memangnya kenapa sayang? Seharusnya bersyukur dan senang punya teman baru”
”Tidaklah Ma!. Teman aku itu sering dipuji sama Bapak dan Ibu Guru”
”Kalau sering dipuji, tentu ada alasannya sayang...?”
”Iya sih... Dia itu pintar Ma..., bahkan kata teman-teman, bahasa Inggrisnya lebih pintar dari Cinta”
”Oh begitu. Terus …?”
”Khan bahaya Ma. Cinta punya saingan berat nantinya. Bisa-bisa, Cinta digeser jadi juara kelas” Jawab Cinta cemberut.
Papa dan Mama tersenyum. Mereka saling lirik. Kali ini Papa bicara. ”Jangan punya pikiran jelek. Nanti kecantikan Cinta bisa berkurang”
”Ah... Papa. Mana mungkin orang yang sudah cantik bisa berkurang hanya dengan punya perasaan curiga sama teman?”
”Eit…!. Ukuran kecantikan seseorang bukan hanya dilihat dari penampilan wajah, sayang..., tapi juga dari tutur kata dan tingkah laku yang baik pada orang lain. Termasuk menilai baik seseorang. Apalagi teman yang baru dikenal. Iya khan Ma?” Tanya Papa sambil mengedipkan mata sebelah kiri ke Mama.
”Betul. Seharusnya Cinta berteman baik dengan siapapun tanpa menilai kelebihan dan kekurangannya. Apalagi teman yang pintar. Khan bisa untuk teman diskusi dan tukar pengetahuan” Jawab Mama sambil membelai rambut Cinta nan lembut.
Cinta merenungkan nasihat Papa dan Mama. Dia segera menyadari sikap dan pikirannya yang keliru.
Tak terasa jam dinding menunjukkan pukul satu siang kurang lima belas menit.
”Ma..., Papa harus segera ke kantor” Jawab Papa sambil mencium kening Mama dan Cinta.
”Oh ya... Pa. Nanti sore, Mama ada janji sama teman, namanya Winda. Orangnya pintar Bahasa Inggris dan rendah hati. Mama ingin belajar lebih banyak Bahasa Inggris lagi. Boleh Pa...?”
”Boleh Ma..., hati-hati di jalan ya...” jawab Papa.
Mama terlihat senang.
****
Sore yang cerah. Cinta dan Mama segera berangkat ke rumah Tante Winda.
Di tengah perjalanan, Mama singgah di Swalayan. Membeli oleh-oleh dan seragam Pramuka seukuran Cinta. Kata Mama, seragam Pramuka itu akan diberikan ke adik Tante Winda.
Tak lama kemudian sampailah Cinta dan Mama di rumah Tante Winda. Seseorang segera menyambut. Orangnya masih muda dan sederhana, namun terlihat cantik.
Sekilas Cinta seakan sudah mengenal Tante Winda. Mama terlihat bercakap-cakap menggunakan Bahasa Inggris dengan Tante Winda.
Cinta merasa bangga dengan Mama. Bahasa Inggris Mama sudah lancar, namun masih mau belajar lebih banyak lagi Bahasa Inggris dengan orang lain. Di rumah, Mama adalah guru terbaik Bahasa Inggris bagi Cinta.
Tante Winda kemudian mempersilahkan duduk,”Maaf..., rumah kami begini adanya, kurang terawat sejak orang tua kami meninggal. Maklum, saya hanya tinggal berdua dengan adik perempuan satu-satunya. Panggilannya Tiwi”
Cinta ingat cerita Mama sebelum berangkat tadi. Kata Mama, kedua orang tua Tante Winda meninggal akibat kecelakaan saat berlibur ke Bali dua tahun yang lalu. Sungguh kasihan Tante Winda dan Tiwi, masih muda sudah ditinggal kedua orang tuanya.
”Can you speak English?” Tanya Tante Winda ke Cinta.
”Yes, I can. But just a little” Jawab Cinta singkat dan bersemangat.
“Very good. Kenalan sama adik Tante ya..., bahasa Inggrisnya lumayan. Sejak kecil kami dibiasakan berbahasa Inggris. Papa kami dulu Dosen di Sastra Inggris”.
Segera Tante Winda ke belakang memanggil adiknya. Sesaat kemudian muncul gadis seumur Cinta.
Mata Cinta terbelalak melihat sosok gadis di depannya.
****
“Sisca!” Tanpa sadar Cinta menyapa gadis yang seumuran dengannya.
Mama dan Tante Winda saling pandang keheranan. Namun, mereka segera menyadari bahwa antara Cinta dan Sisca sebenarnya sudah saling kenal.
”Ma..., Sisca ini yang Cinta ceritakan sama Mama dan Papa tadi siang. Tapi...?! Kenapa Tante Winda menyebut nama Sisca dengan Tiwi?” Tanya Cinta penasaran.
Tante Winda tersenyum dan menjawab,”Sebetulnya nama lengkap adik Tante, Sisca Pertiwi. Di sekolah biasa dipanggil Sisca. Sedangkan di lingkungan rumah, orang-orang biasa memanggil Tiwi”
Cinta dan Mama barulah memahami. Mama segera menyuruh Cinta memberikan oleh-oleh dan baju seragam Pramuka yang baru dibeli di Swalayan kepada Sisca. Dengan senang hati Cinta memberikan ke Sisca. Terlihat Sisca malu-malu menerima pemberian Cinta.
”Sisca. Saya minta maaf. Selama ini menilai keliru dirimu. Maukah Sisca mulai sekarang menjadi sahabat Cinta?”
Sisca segera mengangguk dan berkata,”Terima kasih Cinta. Semoga pertemuan ini menjadi awal yang baik untuk persahabatan kita”
Cinta dan Sisca saling berpelukan. Mama dan Tante Winda turut gembira.
Sejak saat itu, Cinta dan Sisca bersahabat. Tidak ada lagi rasa persaingan di antara mereka. Jika mereka bertemu, selalu menggunakan Bahasa Inggris.
Persabahatan Cinta dan Sisca menjadi contoh teman yang lain. Saling bekerjasama dalam kegiatan sekolah. Bersama mewujudkan cita-cita yang kelak akan mereka raih.
Oleh: A.R.Saleh
Posting Komentar untuk "Cerita Anak: Persahabatan Cinta dan Sisca "