Si Gadis Kecil Ari dan Peri Tomat
Di dalam semak-semak kebun tomat di belakang rumah gadis kecil bernama Ari, ada peri tomat tinggal di sana.
Ari tahu. Karena ia pernah melihatnya. Suatu hari saat ia bosan berada di dalam rumah, Ari melihat ke luar jendela. Sinar mentari menari dan meluncur ke bawah menuju rumput-rumput, lalu berubah menjadi bintik-bintik debu yang kemudian mengajak kupu-kupu dan agas bermain bersamanya.
Sepertinya akan terlihat lebih menyenangkan jika dilihat dari luar, gumam Ari dalam hati. Dengan sigap Ari meletakkan buku bacaannya dan berlari ke luar. Saking tergesa-gesa Ari lupa memakai alas kaki.
Di luar ia berdiri terpaku. Memandangi kupu-kupu. Merasakan lembutnya rumput-rumput yang mengusap jari-jari kakinya.
Sungguh sejuk udara di kebun tomat, jika aku benar-benar mendengarkan, aku dapat merasakan hembusan angin perlahan mencium pipiku, begitu kata Ari dalam hati.
Si Kuntil, kucing Ari memandang tersenyum. Ya, Ari bisa menebak ekspresi wajah Kuntil lewat kumisnya yang panjang.
Tetiba terlihat seekor capung tidak jauh darinya sedang meneguk embun yang membasahi daun pohon tomat. Sayapnya kerlap-kerlip.
Ari mencoba melihat lebih dekat. Ternyata bukan capung! Mahluk kecil menyerupai anak perempuan kecil berambut merah dan bermata hijau berkilau seperti batu cincin milik ibunya.
Peri itu sebesar capung. Mendengung dan terbang mengitari daun tomat.Ari yakin itu adalah peri tomat.
Semula Ari berpikir degungan tersebut adalah bunyi sayap peri yang transparan berwarna biru keperakan yang bergerak sangat cepat hingga sulit terlihat. Tapi Ari keliru. Ia ternyata sedang bernyanyi. Suara kecil bernada tinggi itu mendendangkan lagu gembira, bahagia menyambut indahnya suasana.
Kebahagiaan yang sama seperti saat Ari menikmati jus tomat buatan ibunya atau saat ibunya memeluk Ari selama ia tidur.
Sayangnya, peri tomat melihat wajah Ari yang sedang memperhatikannya. Ia mungkin mengira Ari adalah seorang raksasa. Dan oops! Peri tomat menghentikan nyanyiannya lalu mengeluarkan suara dengingan, kemudian secepat kilat terbang menjauhi Ari.
Ari berusaha mengejar suara dengingan itu secepat mungkin sejauh kaki membawanya ke dalam semak-semak kebun tomat. Ari mulai terengah-engah dan dadanya berdegup keras.
Ari mencari peri tomat dengan sangat berhati-hati. Karena ia tahu peri tomat sangat kecil. Disibaknya setiap daun tomat perlahan-lahan, area bawah daun tomat diteliti dengan seksama. Ari yakin peri tomat dan teman-temannya pasti tinggal di dalam semak-semak pohon tomat.
Ari mencari dan mencari, tidak ditemukam peri tomat di sana.
Tiba-tiba.... terdengar suara kecil, seperti suara mengendus bahkan lebih kecil dari itu. Mungkin seperti suara tegukan lebah saat menghirup nektar.
Aripun kembali mencari dengan hati-hati. Tapi sepertinya memang tidak ada peri. Suara yang terdengar tadi mungkin hanya suara semilir angin meniup daun-daun tomat.
Namun Ari tahu. Ari yakin peri itu ada. Atau mungkin karena Ari mencarinya dengan gigih, maka terjadilah sesuatu!
Segerombolan peri muncul dari balik semak-semak pohon tomat. Mereka beterbangan dan terlihat berkilauan di bawah sinar mentari. Ada peri laki-laki, peri perempuan, besar, kecil, tua, muda dan anak-anak.
Peri-peri melayang dan berpencaran dengan cepat, mungkin kalau mereka manusia ceroboh, pasti sudah saling bertabrakan satu sama lain.
Sayap peri tomat begitu fantastik. Mereka kadang terbang ke atas, kadang terbang menukik ke bawah. Sesekali mereka hinggap dan duduk di atas buah tomat dan menggunakannya sebagai bola ayunan. Berayun-ayun, lalu kemudian terbang mengelilingi tomat-tomat.
Beberapa dari mereka mendarat di atas tanah lalu menari-nari. Peri-peri tomat terlihat sangat bersuka cita.
Tapi tiba-tiba sebuah bayangan hitam menutupi area di mana peri-peri berada. Itu bayangan si Kuntil, kucing Ari! Bayangan yang membuat para peri tomat ketakutan dan secepat kedipan mata terbang menjauh entah ke mana. Semua menghilang begitu saja. Seperti mimpi.
Si Kuntil memandang Ari sambil tersenyum. Ari mengerti si Kuntil bermaksud ingin bermain dengan mereka, tapi mungkin di mata mereka si Kuntil adalah monster raksasa yang menakutkan.
Semenjak itu Ari tidak pernah melihat peri tomat lagi. Ari mencoba menarik perhatian dengan membawa hadiah untuk mereka setiap pagi dan meletakkannya di area di mana Ari pertama kali menemukan mereka.
Kadang Ari meletakkan potongan biskuit, coklat, kalung yang dibuatnya dari biji saga, atau batu berbentuk unik yang kadang ia temukan di jalan dan lain-lain.
Tapi mereka tak pernah muncul lagi. Ari percaya mereka tahu ia telah meninggalkan hadiah untuk mereka, tapi sepertinya mereka takut akan si Kuntil yang mereka kira adalah monster berkumis.
Widz Stoops, PC-USA , 8.12.2021
Ide percakapan dengan anak setelah membacakan dongeng ini :
Imaginasi / Kreativitas
1. Di mana kira-kira peri tomat itu berada?
2. Bayangkan bagaimana dan di mana mereka tidur? Seperti apa dapur mereka?
Kebaikan
1. Mengapa Ari meninggalkan hadiah yang berbeda-beda setiap hari untuk peri tomat?
2. Mengapa orang suka memberi hadiah kepada orang lain?
Posting Komentar untuk "Si Gadis Kecil Ari dan Peri Tomat"