Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Ada "Pangeran Andrew" di Sekolah

DomaiNesia

 


Saya bersekolah di SMA 37, Kebon Baru, Tebet. Lokasinya pinggir rel, sehingga kalau ada kereta lewat, guru berhenti sejenak supaya tidak bersaing dengan suara kereta. Selain itu, rasanya gedung sekolah agak bergoyang-goyang karena guncangan yang diakibatkan lajunya kereta.

Kenapa saya memilih sekolah di sana, sebabnya sepele, agar bisa lebih jauh dari rumah. Dengan begitu akan lebih banyak pengalaman (baca: petualangan) yang bisa didapatkan. Saya naik kereta turun di stasiun Tebet, laku jalan kaki berbarengan dengan teman teman yang satu kereta.

SMA adalah masa yang menyenangkan, maklum masih remaja. Ada saja peristiwa yang bikin heboh. Terutang menyangkut cowok atau cewek yang menjadi incaran.

Nah, sewaktu saya duduk di kelas satu, masuk siang. Saat itu kelas dua separuhnya juga masuk siang. Ternyata kakak kelas yang duduk di kelas dua, ada yang ganteng banget. Wajahnya mirip Pangeran Andrew. Ini serius lho.

Memang dia berbeda dengan cowok lain, karena kulitnya putih bersih, tinggi dan atletis, serta rambutnya kemerahan.

Saya menduga bahwa cowok ini keturunan indo, blasteran antara orang Indonesia dengan orang asing. Tetapi dia muslim, karena rajin salat di musala. Saya dan teman-teman sering melihat dia salat.

Tentu saja saya dan gerombolan cewek-cewek saling berbisik kalau dia ada. Entah siapa yang menjuluki dia Pangeran Andrew, saya lupa. Pokoknya kalau dia lewat, serentak kami memusatkan perhatian sambil berbisik,"eh, pangeran Andrew lewat,"

Tapi dari sekian banyak penggemar cowok tersebut, kami yang kelas satu, tidak pernah berani mencoba berkenalan. Apalagi saya yang merasa tidak percaya diri. Maklum penampilan saya sederhana dan biasa saja, padahal SMA saya dikenal punya geng yang terdiri dari orang kaya. Sebagai orang kampung dan anak pegawai negeri, jelas saya tidak ada apa-apanya.

Jadi, saya cuma bisa memperhatikan sang Pangeran Andrew dengan diam-diam dan menikmati keindahan wajahnya. Saya yakin dia pasti dikelilingi cewek cantik yang mengincar dia.

Pernah sih saya melihat dia berjalan di area perumahan dekat stasiun Cawang. Tapi saya tidak berani menegur, bahkan berusaha bersembunyi agar terlihat oleh dia. Jujur saya minder banget.

Namun ketika naik kelas dua, saya kena jatah masuk siang. Sedangkan si pangeran Andrew naik kelas tiga dan masuk pagi. Sejak itu saya tidak pernah berkesempatan melihat dia lagi.

#KisahMasaSekolah

#SecangkirKopiBersama

#ADSN1919

Nulis Bersama
Nulis Bersama Ruang berbagi cerita

Posting Komentar untuk "Ada "Pangeran Andrew" di Sekolah"