Mari Teriak, "Hidup Karet Gelang!"
Jejangan, sekarang karet gelang hanya bisa ditemukan pada bungkusan nasi Padang?
Secara fungsi, karet gelang digunakan untuk mengikat apapun yang bisa diikat, tah? Kecuali mengikat tunggu yang meracik rindu, atau mengikat rasa untuk berujar kata cinta. Halah!
Nah! Pada masa aku sekolah dasar dulu. Karet gelang tak hanya berguna untuk mengikat, tapi bisa menjadi sumber tawa bahagia atau malah nyeri yang berujung airmata. Hiks...
Lah, kok bisa? Aku tulis, ya?
PERTAMA. Pengganti Ikat Pinggang.
Bagi perempuan, karet gelang biasa dijadikan pengikat rambut, agar tak tergerai panjang. Kemudian ditutupi pita warna-warni. Iya, kan? Bagi lelaki, gak mungkin lakukan itu!
Masa sekolah dasar, biasanya anak lelaki suka berlarian atau bermain kejar-kejaran. Sambil tarikan tangan, pakaian atau celana. Adakalanya, kancing celana atau pengaitnya copot dan rusak, tah?
Maka, sambungan beberapa karet gelang dijadikan alternatif pengganti ikat pinggang agar celana tak kedodoran. Penyelamat sekaligus penutup rasa malu dari anak perempuan.
KEDUA. Pengganti Penghapus.
Hayuk ngakuuu? Ada yang pernah punya pengalaman sepertiku?
Ada penghapus yang nyantol di ujung pensil, namun gak tahan lama. Ada juga yang dibeli terpisah. Namun, acapkali terbang menghilang saat dibutuhkan, dan itu menjengkelkan! Agaknya, benda kecil itu punya kemampuan berpindah tangan. Hiks...
Jadi? Karet gelang menjadi pahlawan. Cukup digulungkan di pangkal batang pensil, maka karet gelang beubah wujud jadi penghapus! Jangan tanya hasilnya, tapi ini adalah cara cerdas anak tempo doeloe. Yihaaaa...
KETIGA. Alat Bermain.
Bakal susah menolak, jika karet gelang adalah alat bermain, kan? Bagi anak perempuan, karet gelang bisa dijadikan permainan tali-temali. Bersama mengumpulkan, bersama menjalin karet gelang, kemudian bersama bermain. Seru, tah?
Nah, bagi anak lelaki. Karet gelang bisa dijadikan alat membidik sasaran. Entah kotak rokok, gambaran, atau apapun. Pokoke senang-senang! Kekadang, jalinan karet gelang juga bisa dijadikan karet buat ketapel pengganti karet ban.
Gawatnya, jika bidikan karet gelang, terbang jauh dari sasaran! Atau malah nyasar ke tubuh atau wajah teman. Walau itu tak sengaja, bersiaplah kehilangan alat bermain, waktu bermain, plus hati yang terluka dimarahi guru. Hiks...
KEEMPAT. Penahan Kaos Kaki yang kedodoran!
Seingatku, dulu setiap tahun aku hanya dibekali dua pasang kaos kaki. Jadi, mesti pintar-pintar mengakali, agar tetap bisa dipakai setiap kali sekolah.
Pengalaman kaos kaki bolong di ujung jari kaki, atau di tumit, kukira itu biasa dialami setiap siswa, tah? Namun, akan tertutupi oleh sepatu. Jadi, aman! Berbeda kalau uruaan bau, tah?
Nah. Yang bikin patah hati, jika diharuskan kaos kaki setinggi betis. Tapi kaos kakiku punya kenop otomatis, bisa naik-turun sendiri, gegara karetnya sudah longgar! Jadi? Sekali lagi, karet gelang berperan jadi pahlawan tanda jasa. Ahaaaay....
Byuh! Kukira, masih ada lagi jasa karet gelang, di masa sekolah dulu. Tapi, karena udah tua, aku ngaku lupa aja!
Biar tulisan ini tak terlalu panjang, tapi mengulik pulang kenangan. Ahaaaay....
Curup, 30.11.2021
Zaldy Chan
Catatan:
Tulisan ini untuk memeriahkan Ulang Tahun Mbak Dinni. Selamat tua, ya?
Selalu sehat dan bahagia!
Posting Komentar untuk "Mari Teriak, "Hidup Karet Gelang!""