Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Berkunjung ke Teman-teman Nasrani Saat Natal, Kenapa Tidak?

DomaiNesia

 


Sejak saya kecil, orang tua tidak pernah mengajarkan untuk menjauhi tetangga yang beragama selain Islam. Boleh dikatakan kami berasal dari keluarga religius. Bapak seorang ulama, kakek juga ulama dan Mbah buyut pemilik pondok pesantren.

Jadi hubungan kami dengan orang-orang beragama lain cukup harmonis. Padahal ada tetangga yang beragama Kong Hu Chu dan Nasrani. Kami justru senang saling berbagi, terutama pada saat perayaan hari raya masing-masing. 

Kami selalu mengirim ketupat dan lauk pauknya kepada mereka ketika lebaran. Mereka juga sering memberi kue-kue pada perayaan Natal. Sehingga hari raya agama apapun kami selalu menyambut dengan gembira. 

Begitu pula dengan pergaulan di luar, saya menjalin pertemanan tanpa memandang suku, ras dan agama. Asalkan  berkepribadian baik, tentu saya senang berteman dengan mereka. Bahkan beberapa sahabat terdekat adalah mereka yang beragama Nasrani.

Oleh karena itu, saya tidak ragu untuk datang berkunjung kepada sahabat dan teman yang merayakan Natal. Apalagi jika rumah tempat tinggal mereka berada cukup dekat atau dalam jangkauan saya.

Sebagai contoh, salah satu sahabat saya adalah Fanny Jonathan Poyk, seorang penulis dan sastrawan. Ia adalah putri dari Gerson Poyk, sastrawan dari NTT yang telah meraih penghargaan nasional. Mbak Fanny, begitu saya memanggil dia, adat juga satu almamater kampus.

Kalau hari Natal, dia mengundang saya datang ke rumah. Mbak Fanny pandai memasak dan membuat kue-kue. Semua kue  yang terhidang pada waktu Natal dibuat sendiri.

Ritual Natal, berdoa bersama dijalankan. Saya berada di ruang sebelah, hanya mendengarkan. Setelah selesai barulah ikut makan-makan bersama keluarga mbak Fanny. Semua makanan halal, karena mbak Fanny tidak pernah memasak daging selain ayam dan sapi.

Sudah puluhan tahun kami bersahabat sehingga seluruh anggota keluarga mbak Fanny sudah mengenal saya dengan baik. Mereka tahu saya muslimah yang taat beribadah, meski berada di rumah mereka. 

Satu lagi sahabat Nasrani yang juga berkecimpung di dunia sastra adalah Yvonne de Fretes. Dia jauh lebih senior dengan saya. Bahkan putranya sebaya dengan saya. Tetapi hubungan kami sangat erat. Dia selalu memberikan hadiah buat saya, baik itu Natal atau hari raya lain.

Kemudian ada sahabat laki-laki yang juga beragama Nasrani. Dia seorang wartawan. Memang saya belum pernah ke rumahnya karena jauh. Tapi dia tak segan berkorban untuk kepentingan saya. 


Selamat Natal teman-teman.

#Natal #Toleransiberagama #Natal2021

#Humaniora

Nulis Bersama
Nulis Bersama Ruang berbagi cerita

Posting Komentar untuk "Berkunjung ke Teman-teman Nasrani Saat Natal, Kenapa Tidak?"