Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Bersamamu Aku Abadi

 

Bersamamu Aku Abadi

Pertanyaan sama yang sering  terlontar dari bibirku.  Disaat aku duduk kembali di bangku taman di atas trotoar, tempat aku dulu pernah merebahkan kepala di bahumu, sambil menikmati sejuknya udara yang mencumbu wajah ini.

Setelah kita meninggalkan taman itu, saat ini, di tanggal dan bulan yang sama, aku duduk kembali di bangku taman itu seorang diri. 

Bangku taman itu masih terasa hangat, seperti dulu  ketika kita duduk berdua disitu.

Entah mengapa hari ini terasa begitu sepi, berbeda sekali dengan suasana ketika kita duduk berdua. 

Aku masih ingat, dulu ada angin yang mempermainkan hijab merah marun, dan daun yang jatuh dekat kakiku, aku jengah dengan angin yang nakal memainkan hijabku  sampai menutupi mata ini, engkau hanya tersenyum dan perlahan engkau  menyentuh ujung hijab merah marunku yang menutupi kedua mata ini, begitu ujung hijab engkau turunkan mata kita beradu pandang dan engkau tersenyum melihat aku salah tingkah. 

Apa engkau tau, hari ini di tanggal dan bulan yang sama, angin itu kembali mempermainkan hijab hitamku, aku tidak jengah lagi, aku biarkan angin itu mempermainkan hijabku, aku hanya bisa  menangis mengingat ketika kita pernah duduk berdua, sambil bercerita tentang daun-daun yang berjatuhan di atas pangkuan 

Sekarang, jalanan ini terasa sepi, seperti mengetahui hati yang sedang sendu. Sayup-sayup aku mendengar suaramu, kata-katamu yang selalu menguatkan disaat aku merasa sendiri. 

Aku duduk kembali di bangku taman ini, aku melihat jalanan yang lurus tanpa gelombang, aku menangis sejadi jadinya, ternyata dengan penuh kesabaran meski perlahan  jalanan berliku telah kita lalui. 

Dedaunan masih berjatuhan didekat kakiku, ketika aku menjawab pertanyaan yang engkau lontarkan padaku.

Aku masih seperti dahulu ketika engkau pertamakali melihatku.



Catatan:

Baca juga Aku Abadi Bersamamu yang di buat oleh warkasa1919. Cerita ini hanya fiksi belaka, jika ada kesamaan nama, tempat dan lain sebagainya itu adalah kebetulan semata. 



Nulis Bersama
Nulis Bersama Ruang berbagi cerita

Posting Komentar untuk "Bersamamu Aku Abadi"

DomaiNesia