Jenggot Putih yang Tertinggal
Pohon Natal Raksasa di halaman rumahku. Sumber : Dokpri
Tak banyak yang saya tahu tentang Jason. Seorang anak laki-laki bule asal Amerika berumur 4 tahun yang pernah tinggal bersama kami selama beberapa hari. Saya sendiri masih berumur kira-kira 9-10 tahun saat itu.
Satu yang saya tahu, Kakek Jason, Mr. Arthur Tielman adalah kerabat dekat kakek saya. Selebihnya jangan tanyakan saya, pada masa itu, banyak hal yang masuk dalam kategori “urusan orang tua” dan tidak patut diketahui atau dipertanyakan oleh anak kecil seumuran saya.
Saya sering bermain bersama Jason. Uniknya, meski kami selalu menggunakan bahasa masing-masing, tapi saya dan Jason seolah sama-sama mengerti akan apa yang sedang kita bicarakan.
Saya kadang terkesima akan kecekatan Jason dalam menyerap bahasa Indonesia. Pernah suatu hari Ibu saya membeli sesisir pisang. Ibu mengatakan kalau itu adalah pisang kepok. Jenis pisang yang baru pertama kali saya dengar saat itu. Entah mengapa tiba-tiba saya ingin memberitahu kata ‘kepok’ yang saya anggap lucu kepada Jason.
“Jason, kamu tahu apa itu pisang kepok?” Tanya saya sambil tertawa-tawa.
Diluar dugaan, Jason menjawab pertanyaan saya dengan cepat, “Pisang Kepok is a pisang gowreng. And I like pisang gowreng!”
Logatnya yang lucu membuat saya tertawa terpingkal-pingkal. Melihat itu, ia pun ikut tertawa. Kami tertawa cukup lama hingga bercucuran air mata.
Malam itu sekitar pukul delapan malam, Daddy, begitu saya memanggil Ayah menuangkan Havermut mentah ke dalam mangkuk dan mencampurkannya dengan serbuk kerlap-kerlip. Melihat hal tersebut, Jason yang serba ingin tahu tentu saja jadi bertanya-tanya.
Daddy menjelaskan kalau itu akan di taburkan di halaman depan. Kerlap-kerlipmya akan berkilau dimalam hari, membuat Santa berhenti di rumah ini karena terlihat jelas olehnya. Sedangkan havermut adalah makanan untuk rusa-rusa Santa, mereka perlu makan setelah berkeliling membawa hadiah-hadiah natal.
“How about Santa? Doesn’t he get hungry, too?” Tanya Jason
“Don’t worry, we have something for him, as well!” Jawab Daddy sambil menuntun Jason ke ruang tengah menuju meja kecil. Segelas susu dan sepiring kecil biskuit tersedia di atasnya.
Daddy kemudian mengatakan kalau Jason harus segera tidur, karena Santa tidak menyukai anak kecil yang tidur terlalu malam.
Setelah membawa Jason ke tempat tidur, Daddy datang menghampiri saya dan memberitahu kalau malam itu adalah malam Natal. Daddy sudah menyiapkan kado Natal Jason untuk dibuka besok dan sekaligus mengingatkan kalau saya tidak boleh iri, karena saya tidak mendapatkan kado Natal.
Masih melekat dibenak saya Daddy mengatakan, sebagai seorang Muslim kita harus punya rasa ‘tepo seliro’. Jason sedang berada jauh dari orang tuanya. Meski tanpa pohon Natal, setidaknya kita mencoba membuat Hari Natal ini menjadi hari yang tidak akan dilupakan seumur hidupnya.
Daddy kemudian mengambil gumpalan kapas, menaik-nariknya hingga sedikit panjang dan menyelipkannya di sela-sela pintu. Beliau lalu meneguk sedikit susu dan menggigit biskuit yang disediakan untuk Santa.
“Dad?” Saya menatap Daddy penuh tanda tanya.
“Ssstt, ini rahasia kita berdua, besok kamu bilang Jason kalau Santa telah mampir menikmati suguhan susu dan biskuit. Buktinya? Jenggot Santa terjepit pintu saat hendak ke luar rumah!” Daddy berkata sambil tangannya menunjuk ke arah kapas yang telah dijepitkan di sela-sela pintu.
Akupun tersenyum, “Kado itu, pura-puranya dari Santa?”
Daddy hanya menjawab dengan senyum.
Keesokan harinya Jason begitu terpukau mendengar cerita saya akan kedatangan Santa semalam. Jason juga sangat menyukai hadiah mobil-mobilan dari ‘Santa’.
Malam harinya kedua orang tua Jason tiba menjemput dan membawa kado Natal untuk Jason dan untuk saya. Saya sempat ragu menerimanya. Sesaat saya memandang wajah Daddy, meminta pendapatnya. Daddy mengatakan tidak baik menolak rezeki. Kado itu saya terima.
Saya dan Jasonpun sibuk membuka kado. Saya mendapat seperangkat alat tulis. Sedangkan Jason mendapat mainan helikopter.
Jason terlihat senang sekali malam itu, ia bercerita kepada Ibunya akan kehadiran Santa semalam, menikmati susu dan biskuit. Rusa Santa juga tidak kelaparan karena diberi makan. Jason bahkan menunjukkan “jenggot Santa” yang terjepit pintu kepada Ibunya.
Sementara saya dan Daddy saling tersenyum berpandangan. Kami berdua sudah sama-sama tahu.
Widz Stoops PC-USA 12.19.21
Selamat Menjelang Natal bagi mereka yang merayakannya. Semoga kedamaian hadir di antara kita semua. 🙏
Posting Komentar untuk "Jenggot Putih yang Tertinggal"