Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Natal Bersama Mikayla Angela

 

Gereja Katedral Bandung (Foto News Detik.com/Mochamad Solehudin). 

Pada setiap Desember di Taman Gereja Katedral Santo Petrus itu, cinta itu selalu mekar bersama mekarnya setiap bunga yang ada di sana.

Apalagi disaat Mikayla Angela hadir di sana, duduk bercengkerama berbincang ceria seusai dirinya mengikuti misa Natal.

Mikayla adalah sosok yang sangat istimewa bagiku. Sosok gadis yang membuatku terasa bahagia meniti setiap hari dengan keceriaan.

“Kayla, bagaimana misa Natal yang baru saja kamu ikuti tadi?” Tanyaku menyambut Mikayla yang mendatangi bangku tempat aku menunggunya di Taman itu.

Gadis cantik berambut panjang itu menghampiriku dengan senyumnya yang menawan dan binar mata indahnya.

“Misa yang sangat menyentuh tentang hubungan kasih sayang antar manusia.” Kata Mikayla.

“Sangat indah jika kasih sayang itu selalu dihidupkan dalam setiap sanubari manusia.”

“Iya benar. Kasih sayang itu tidak membedakan strata apapun, agama apapun. Tuhan memiliki kasih sayang untuk manusia.” Kata Mikayla penuh dengan keharuan.

Aku berusaha menatap gadis yang sangat kukagumi ini. Mikayla tertunduk sehingga wajah cantiknya tertutup rambutnya yang indah itu.

“Kayla kenapa kamu?” Tanyaku sambil menyentuh  wajah cantiknya. Aku memandang gadis ini dengan penuh kasih sayang.

“Kamu menangis Kayla?”

“Aku hanya terharu,” jawab Kayla memandangku dengan mata yang berkaca-kaca. Aku mengusap titik-titik air mata di pipinya sambil tersenyum.

“Kayla harusnya kamu bahagia karena setiap Natal ini adalah momen bagimu meraih kebahagiaan di tengah keluarga.”

"Tidak Hen. Aku belum merasakan bahagia pada setiap Natal. Maafkan aku." Mikayla kembali tertunduk. Aku mencoba memberikan kekuatan padanya.

Aku mengerti dibalik permintaan maafnya. Aku kembali menyentuh kedua pipinya penuh kasih. Dibiarkannya mataku memandang wajahnya.  

“Aku melihat ketulusan cintamu dari tatapan tulus yang jernih. Aku melihat di wajahmu, ketegasan keyakinanmu dan kekuatan taatmu.” Kembali suara Mikayla pelan terdengar penuh keharuan. Aku sengaja diam memberikan kesempatan padanya mengeluarkan segenap isi hatinya.

“Kamu adalah lelaki idealku yang selama ini aku impikan. Tapi, Dinding Gereja itu terlalu terjal untuk aku daki.”

Aku tetap dalam diam sambil seksama mendengarkan isi hati gadia yang sangat aku cintai ini.

“Pernah Kamu membawaku ke Pesantren milik Ayahmu. Pertama berjumpa Ayahmu, aku kagum karena Beliau adalah Pemuka agama yang sangat dihormati dan disegani karena ilmu agamanya yang tinggi.”

Benar saat aku mengenalkan Mikayla kepada keluargaku di komplek Pesantren milik Ayahku, KH Ghufron Al Buchari.

“Aku kagum dengan kamu yang selalu mendahulukan hubungan kemanusiaan yang penuh cinta walaupun beda keyakinan. Itu adalah ajaran Ayahmu.”

Aku kembali tersenyum mendengar curahan isi hati Mikayla.

“Sudahlah Kayla. Sebagai seorang Katolik sudah sepantasnya kamu mengikuti keinginan orang tuamu. Tidak boleh menentang apalagi menghianati mereka. Harus taat dengan ajaran agamamu.”

Mendengar ini Mikayla memelukku erat sekali sambil menangis tersedu.

Aku mengatakan kalimat tersebut dengan perasaan hati yang tersayat. Cintaku yang sudah aku bangun bersama Mikayla sejak masih SMP hingga kini harus berakhir karena perbedaan keyakinan.

Gadis cantik ini dari Natal hingga bertemu Natal lagi setiap tahun, tetapi masih belum mengerti makna kasih sayang antar sesame pada setiap misa yang pernah diikutinya.

Di Taman Gereja Katedral Santo Petrus itu, aku membisikan pesan sambil memeluknya dengan erat.

“Pulanglah Kayla. Di rumah keluargamu sudah menunggu untuk merayakan Natal. Aku turut berdoa untukmu.” Bisikku kepada Mikayla Angela.

Malam itu aku masih termangu di Taman Gereja Santo Petrus itu. Malam Natal yang cerah penuh kedamaian. Membawa aura kasih sayang sesama manusia.

Aku baru tersadar ketika di sampingku tidak ada lagi Mikayla Angela. Aku duduk di sana hanya sekedar mengenang mendiang gadis pujaanku 50 tahun yang lalu yang gagal menemukan makna kasih sayang antar sesama pada setiap Natal yang dijalaninya.

@hensa.

Keterangan : Cerpen ini hanya fiktif belaka tidak ada hubungannya dengan nama atau tempat manapun. Jika ada nama dan tempat yang sama itu hanya kebetulan.


Nulis Bersama
Nulis Bersama Ruang berbagi cerita

Posting Komentar untuk "Natal Bersama Mikayla Angela"

DomaiNesia