Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Kue Ulang Tahun Piku Cocis Buat Mbak Widz !



sumber foto : olah kolase dokpri. Dewi Leyly


Happy birthday to you...

Happy birthday to you...

Happy birthday...

Happy birthday...

Happy birthday, mbak Widz...


Tiup lilinnya...

Tiup lilinnya...

Tiup lilinnya sekarang juga...

Sekarang juga...

Sekarang juga...!


Potong kuenya...

Potong kuenya...

Potong kuenya sekarang juga...

Sekarang juga...

Sekarang juga...!


Hip hip horeee... !

Hip hip horeee... !


Membayangkan kemeriahan pesta ulang tahun. Dengan ruangan berhias balon warna-warni. Dan dekorasi yang beraneka warna. Tak ketinggalan kue ulang tahun dengan lilin di atasnya.


Tawa ceria melimpah ruah. Bahagia mewarna indah. Sukacita mengusir gundah. Suasana terlihat sangat cerah.


 Mungkin itulah gambaran kisah ulang tahun di mata  seorang anak. Ketika usia bertambah, harapan-harapan membuncah. Ketika usia semakin beranjak, doa terbaik dipanjatkan untuk kebahagiaan kelak.


"Ma, temannya mama yang ulang tahun, siapa sih namanya ?" tanya anak ragilku siang itu.


"Namanya Tante Widz..." jawabku. 


"Oh, Tante Widz ya... Namanya cantik, Ma," puji  si ragil.


"Ya iyalah, namanya cantik, secantik hatinya..." aku menimpali pujian si ragil. Dan si ragil pun mengacungkan dua jempolnya merespon jawabanku.


"Cantik hatinya, maksudnya bagaimana sih, Ma ?" lagi si ragil bertanya kepadaku dengan tampang serius. 


Sebenarnya aku ingin tertawa melihat wajahnya yang sok dewasa itu. Tapi pertanyaan yang diajukannya, menahan tawaku, demi memberi jawaban yang tidak main-main.


"Hmm... Jadi, gini ya, Nak. Cantik hatinya, itu artinya hatinya baik. Seseorang yang suka menolong orang lain yang membutuhkan. Tidak mengharapkan balas atas apa yang sudah dilakukannya... Semua dilakukan dengan tulus ikhlas dan tanpa pamrih," aku mencoba menjelaskan pada bocah 8 tahun, makna dari cantik hatinya. Semoga saja si ragil mengerti maksudku.

 

"Wah, aku mau punya hati yang cantik seperti itu... Pasti keren ya, Ma ?" si ragil antusias bertanya.


"Oh, tentu saja. Itu keren banget, Nak ! Wajah cantik bisa memudar ketika orang bertambah tua. Tapi hati cantik selalu bersinar bahkan saat orang menjadi tua," jawabku menasihati si ragil.


Si ragil tersenyum-senyum mendengar jawabanku. Sepertinya ia sedang membayangkan sesuatu. Hmm... Mungkin ia sedang membayangkan putri-putri cantik di film kartun princess kesayangannya. Hehehe...


"Ma, bagaimana kalau kita membuat kue ulang tahun untuk Tante Widz ? Nanti kita kirimkan kuenya ke rumah Tante Widz... " ajak si ragil tiba-tiba.


"Wah, ide yang bagus. Yuk, kita bikin kue ulang tahun sama-sama ya..." aku mengiyakan ajakan si ragil.


Dan, jadilah sore itu kami berdua berkarya bersama di dapur. Dengan bahan sederhana yang tersedia, dengan cara sederhana yang terbersit di kepala, lalu... taraaaaa... tiba-tiba aku dan si ragil menjelma dua chef ternama di seantero dunia. Hahaha...


Oke. Untuk membuat kue ulang tahun kali ini, bahan yang perlu disiapkan adalah :

Sumber foto : dokpri. Dewi Leyly


1. Buah pisang 5 buah. Kali ini aku memakai pisang kepok yang sudah matang.

Sumber foto : dokpri. Dewi Leyly


2. Satu butir telur. Gunakan semuanya, baik putih telur dan kuning telur.

Sumber foto : dokpri. Dewi Leyly


3. Tepung terigu secukupnya. Untuk resep ini, aku memakai kurang lebih 3 sendok makan tepung terigu.

4. Keju yang diparut dan meses coklat. Bisa dipilih salah satu atau salah dua, toh nilainya masih berkisar sembilan atau delapan... Hehehe. Maksudnya, keju yang diparut dan meses coklat ini sesuai selera, karena sebagai hiasan toping saja.


Cara pembuatan kue ini cukup mudah lho. Berhubung dua chefnya adalah chef ala-ala yang mempunyai motto "simple cooking", maka cara memasaknya pun cukup sederhana.

Sumber foto : dokpri. Dewi Leyly


Pertama, ambil tiga buah pisang kepok. Iris-iris berbentuk bulatan-bulatan kecil. Tidak harus berbentuk bulatan sih mengirisnya. Suka-suka saja. Karena fungsinya adalah agar lebih kecil bentuknya dan lebih mudah menghaluskannya dengan blender

Sumber foto : dokpri. Dewi Leyly


Kedua, pisang yang telah diiris-iris tadi dihaluskan dengan blender. Tidak usah terlalu lama memblendernya. Tekstur pisang yang lembut, tidak butuh waktu lama untuk melumat dan menghancurkannya.


Ketiga, pecahkan sebutir telur ke dalam mangkok. Gunakan kedua bagian telur, baik putih telur maupun kuning telur. Kocok hingga merata.

Sumber foto : dokpri. Dewi Leyly


Keempat, campurkan pisang yang telah diblender tadi dengan sebutir telur yang sudah dikocok sebelumnya. Aduk sampai rata.

Sumber foto : dokpri. Dewi Leyly


Kelima, masukkan tepung terigu. Aduk lagi hingga merata dan menjadi adonan.

Sumber foto : dokpri. Dewi Leyly


Keenam, adonan yang sudah jadi lalu dicetak. Kali ini aku menggunakan dua buah cetakan berbentuk hati.


Masukkan adonan pada cetakan sampai penuh. Bagian atas diberikan topping berupa pisang yang diiris-iris tipis. Ini untuk memperkuat aroma pisangnya.

Sumber foto : dokpri. Dewi Leyly


Ketujuh, kukus kue pada alat pengukus. Waktu yang dibutuhkan sekitar 15 menit. Cek dengan garpu atau lidi. Bila tidak lengket, artinya kue sudah matang.

Sumber foto : dokpri. Dewi Leyly


Kedelapan, setelah kukusan kue sudah matang, lepaskan dari cetakannya. Agar kue mudah dilepas, sebelum memasukkan adonan, olesi mentega ke tepi dalam cetakan.

Sumber foto : dokpri. Dewi Leyly


Kesembilan, berikan topping parutan keju dan atau meses coklat. Sesuai selera. Kue siap dihidangkan.


Sambil menunggu kue matang dikukus, si ragil mengingatkan, " Ma, kue ulang tahun itu tidak lengkap kalau tidak ada lilinnya. Ayo, kita siapkan lilinnya !"


Sejenak aku berpikir. Lilin angka tentu saja tidak ada. Karena tak ada persiapan belanja sebelumnya. Tak kekurangan akal, akhirnya dengan sentuhan Leonardo da Vinci, jadi juga gambar lilin ulang tahun yang menyala dengan api abadi. Tak mempan untuk ditiup, hehehe...


Dan akhirnya, ketika kue sudah siap dihidangkan, ditancapkanlah pula lilin ulang tahun sebagai sentuhan akhir. Hore... Selesai juga akhirnya, ya... 


"Ma, ma... Kue ulang tahun ini apa namanya ya ? Harus dikasih nama nih, biar keren...!" sekali lagi si ragil mengingatkanku akan hal-hal yang terlihat remeh, tapi cukup penting bagi anak seusianya.


"Hmm... Mari kita pikirkan sebuah nama yang cocok untuk kue istimewa kita kali ini, oke ?!" aku mengajak si ragil memikirkan nama kue seperti yang diusulkannya.

Sumber foto : dokpri. Dewi Leyly


Setelah melalui diskusi singkat, akhirnya kami setuju memberi nama kue ini : Kue Ulang Tahun Cinta untuk Tante Widz. Alias Piku-Cocis (Pisang Kukus Coklat and Cheese). Hahaha... Agak maksa ya...


Dan akhirnya, Selamat Merayakan Ulang Tahun yang penuh cinta, mbak Widz. Peluk dan cium dari dua chef ala-ala di Kediri - Jawa Timur. Mmuuaahhh  ... Hehehe.

Nulis Bersama
Nulis Bersama Ruang berbagi cerita

Posting Komentar untuk "Kue Ulang Tahun Piku Cocis Buat Mbak Widz !"

DomaiNesia