Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Misteri Kebaya Merah Muda (Bagian Empat)

 

Misteri  Kebaya Merah Muda


Kisah ini bercerita tentang sesosok gadis cantik yang bernama Dara, pada awal mulanya, kehidupan gadis cantik berkulit Kuning Langsat yang memiliki bentuk tubuh tinggi semampai ini normal dan biasa-biasa saja, sampai Ia menemukan kantung plastik berwarna hitam yang di dalamnya terdapat kebaya merah muda.

Penasaran dengan kisah selanjutnya? Silah baca sampai tuntas cerita misteri yang akan tayang secara bersambung ini hanya di rumahfiksi.com, secangkirkopibersama.com dan warkasa1919.com.

 



Misteri  Kebaya Merah Muda 

(Bagian Empat)

 

**

<< Sebelumnya

Dara tersentak kaget saat melihat ke dalam kebaya, dari balik kebaya merah muda yang baru saja dibukanya, terlihat ada noda merah, secara reflek jemarinya meraba noda berwarna merah di kebaya yang ada di tangannya.

Perlahan Dara  mencium noda merah itu dan dahinya berkerut lebar.

"Bau anyir darah!"

Dara kaget, kedua bola matanya membulat,

"Ini bau Darah! Darah siapa  yang menempel dari kain yang menjadi lapisan kebaya ini?'

 

Dara kembali menatap bulatan warna merah yang berbentuk bulat, dan memiliki aroma anyir  itu.

Setelah rasa kagetnya hilang, Dara berusaha menghilangkan bekas noda darah di kebaya itu dengan cara membersihkannya memakai sabun, tapi noda bekas darah itu tidak bisa hilang, noda darah yang menempel di kebaya merah muda itu seperti noda yang terbuat dari goresan spidol permanen.

Setelah kebaya merah muda itu kering karena yang bagian basahnya itu tadi Ia setrika sampai kering, dengan noda darah yang masih menempel, secara perlahan Dara mengenakan kebaya merah muda itu dan mematut dirinya di depan cermin.

 

***

Mata Dara membulat, saat melihat seorang wanita dan seorang pria didepannya. 

Wanita yang tengah merintih kesakitan itu adalah wanita yang Ia temui kemarin, saat pertama kali Dara mencoba untuk mengenakan kebaya merah muda.

Wanita yang kemarin dia lihat tengah duduk di atas pelaminan itu saat ini Ia lihat tengah menangis kesakitan.

Tak jauh dari wanita cantik yang mengenakan kebaya merah muda, Dara melihat seorang pria yang juga mengenakan baju pengantin yang senada.

 

Dara menutup mulutnya dengan kedua jemari tangannya, matanya bergidik ngeri, tak sanggup melihat pemandangan yang ada didepannya.

Di dalam kamar pengantin yang sepertinya kedap suara, jeritan dan tangis wanita berkebaya merah muda itu terdengar menyayat-nyayat hatinya.e

Sorang pria yang mengenakan pakaian pengantin senada dengan wanita malang itu terlihat terus memukuli wanita yang baru saja di nikahi nya.

Seperti nya ini adalah malam pertama mereka, terlihat seisi kamar masih berhiaskan bunga melati dimana-mana.

Di antara riasan kamar pengantin yang didominasi oleh hiasan yang terbuat dari bunga melati, di atas meja rias sang pengantin wanita, Dara melihat ada sebotol minuman keras yang isinya telah habis tak bersisa.

Pandangan mata Dara bergeser ke atas ranjang pengantin, terlihat make up di wajah pengantin wanita wanita itu telah hacur berantakan, darah segar masih terus menetes dari mulut dan hidungnya.

Pria didepannya itu terus memukuli pengantin wanita yang masih terus menangis sambil meminta belas kasihan agar tidak memukulinya.

 

Dara tergagu, mematung dan tak mampu berbuat apa-apa, dia syok dengan pemandangan yang baru pertamakali dilihatnya, ini adalah malam pertama mereka, harus nya ini adalah malam kebahagian pasangan yang baru saja membina hubungan rumah tangga.

 

Di antara keremangan cahaya lampu kamar, wanita yang memakai kebaya merah muda itu terus memohon belas kasihan si pengantin pria yang sepertinya begitu bahagia melihat penderitaannya 

Dara berusaha menolong wanita malang yang tengah dianiaya oleh pasangannya, tapi apa daya, kedua tangan dan kakinya yang berusaha memukul dan menendang pria yang tengah menyiksa si pengantin wanita itu seperti mengenai angin belaka.

Pria yang tengah memukuli pengantin wanita itu seperti tidak mengetahui akan keberadaan dirinya di dalam kamar pengantin ini, berbeda dengan pengantin wanita yang seperti melihat dirinya.

Dara bisa melihat dengan jelas, keadaan wanita malang yang saat ini terikat kaki dan tangannya diujung ranjang yang terbuat dari besi itu, Dara bisa merasakan betapa wanita malang itu begitu kesakitan saat ini.

Percikan darah milik wanita malang diatas ranjang model kuno  berkelambu warna putih itu mengenai kain sprei dan kebaya merah muda.

Di antara dengusan nafsu setan milik pria yang sepertinya baru bisa terangsang jika lawan mainnya sudah dalam keadaan tak berdaya, jerit kesakitan wanita berkebaya merah muda itu terdengar semakin lama semakin terdengar pelan sebelum akhirnya terdiam. Pingsan!

 

Bersambung >>

 

Catatan : Di buat oleh, Warkasa1919 dan Rumahfiksi1919 Jika ada kesamaan Foto, nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan

Nulis Bersama
Nulis Bersama Ruang berbagi cerita

Posting Komentar untuk "Misteri Kebaya Merah Muda (Bagian Empat)"

DomaiNesia