Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Cerita Cinta di Bawah Matahari


Cerita Cinta di Bawah Matahari
Foto oleh Dmitriy Ganin dari Pexels

Selamat sore kawan. Ke mana perginya mentari. Dari pagi tak tampak olehku.  Apakah dia terbenam sebelum terbit? Atau kau sembunyikan di balik kelambumu, kawan?

Ataukah memang sedari tadi netraku terpejam oleh keluh kesah sehingga tak lagi ada cahaya indah bisa kutemukan. Mungkinkan sang surya sedemikian tega meninggalkan cerahnya bumi dengan menyembunyikan diri di balik awan kelabu. Entah

Kita adalah jalanan lengang. Tanah dari bumi yang merintih kesakitan. Pernah melenggang di temaram malam. Sunyi. Berbaring di bawah gemintang. Kadang. Berbaring berselimut kabut remang. Kadang. Berbaring sebentar. Sebelum sebuah sinar menyilaukan turun dari langit gemintang. Sebentar lalu musim menjenguk turun. Dan kita, jalanan lengang masih membentang. Menanti sinar yang merenggut samar. Dari malam kepada malam. Hingga detik ini pun tetap menunggu sinar. Selalu menunggu cahaya. Masih.

Esok, fajar kembali menyingsing. Akankah kedatangannya menghantarkan sapa sinar mentari ? Yang ditemani geliat aktifitas pagi hari. Cericit kicau bersahutan dengan kokok jago. Nyanyian alam yang menguar di semesta. Mengetuk hati yang membuka mata dengan doa-doa syukur pada Yang Kuasa. Ada ataupun tiada sinar Surya yang hangatkan bumi, kala masih memberi asa. Selalu.

.....
-Felix MacKenthir, Everlasting green, Lintang Kemukus Dinihari, Peri Gigi

 

 

 

 

Nulis Bersama
Nulis Bersama Ruang berbagi cerita

Posting Komentar untuk " Cerita Cinta di Bawah Matahari"

DomaiNesia