Menulis, Yuk!
Dokpri
Menulis, Yuk!
Dalam merayakan kelulusan, siswa/i memberikan --antara lain-- kenangan berupa buku untuk kepustakaan kepada almamaternya. Tetapi di sekolah tempat anak saya belajar sumbangan buku tersebut terjadi pada setiap kenaikan kelas.
Buku yang disumbangkan pun beragam temanya. Namun di antara buku-buku tersebut, sangat sedikit buku yang berisi tentang tips atau cara menulis sebagai bahan rujukan bagi siswa/i untuk meningkatkan kemampuan membuat karya tulis.
Diketahui, bahwa literasi layak dikenalkan kepada anak sedini mungkin, dari mulai kebiasaan orang tua membacakan buku cerita kepada anaknya sampai ke pelajaran menulis pada usia sekolah.
Setiap anak yang bersekolah pasti akan berhubungan dengan aktivitas menulis dan pelajaran membuat karya tulis. Namun alangkah lebih baik, jika anak-anak usia sekolah mampu membuat karya tulis yang enak dibaca semua orang.
Lantas terpikir, mungkinkah ada pedoman atau buku yang bisa memandu siswa/i dalam menarasikan segala yang dialaminya dalam bentuk tulisan sampai menjadi sebuah karya tulis terpublikasi?
Kegundahan tersebut saya sampaikan pada teman-teman penulis yang ada di secangkirkopibersama.com (SKB). Ternyata apa yang menjadi harapan saya kemudian disambut dengan antusias dan penuh semangat.
Nyaris semua anggota SKB menuliskan tips dan pengalaman mereka dalam kepenulisan, dalam bahasa populer dan mudah dicerna oleh siswa/i usia sekolah. Artikel yang dimuat dalam platform itu kemudian diterbitkan dalam sebuah buku berjudul: "Menulis, Yuk!"
Sepuluh buku telah diamanahkan pada saya untuk dibagikan secara gratis kepada sekolah-sekolah di sekitar tempat tinggal saya untuk menambah koleksi perpustakaan sekolah.
Amanah sudah saya laksanakan dengan baik, kepada sekolah
1. MINU Polowijen
2. SD Muhammadiyah 4
3. SDN Tasikmadu
4. SDN Tunjungsekar 3
5. SDN Tunjungsekar 4
6. MTs Hidayatul Mubtadiin
7. SMP Islam Sabilillah
8. SMP Islam Insan Permata
9. SMPN 26 Malang
10. SMKN 5 Malang
Ada pengalaman menarik ketika saya membagikan buku.
Beberapa guru mengeluhkan siswa/i sulit diajak menulis, misalnya: mengumpulkan tugas literasi saja alot, apalagi dimasa pandemi, ditambah daya tarik gagdet yang telah merenggut kreativitas menulis mereka.
Guru lainnya, antusias ketika disampaikan bahwa sumbangan buku berasal dari komunitas menulis. Beliau menyampaikan keinginan untuk bergabung dengan SKB.
Semoga antusiasme itu menjadi awal terwujudnya gerakan literasi, dan apa yang tersurat dalam buku "Menulis, Yuk!" terlaksana di setiap sekolah, karena tidak ada kata sulit bila pembiasaan itu selalu diterapkan pada siswa/i.
Demikian harapan saya, sebagai mana halnya tips yang disampaikan teman-teman: "menulislah dari apa yang disukai dan dari kejadian sederhana".
Semoga sumbangsih SKB di atas dapat menambah kekayaan literasi siswa/i.
Tak lupa ucapan terima kasih pada mbak Widz, mas Wakarsa, mas Budi, mbak Dini dan mbak Wella atas kerja samanya hingga buku ini bisa terwujud, serta seluruh anggota SKB. Semoga buku pertama SKB ini menjadi penyemangat kita dalam menulis.
Salam literasi
Malang, 03072020
Aktual dan kerrrreeeeen
BalasHapusAamiin. Turut mendoakan.
BalasHapusWah.. keren mbak, asli kereen... 👍🏻
BalasHapusWaah.. mantap mbak👍👍
BalasHapus