Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Secangkir Kopi dan Hujan, Tetiba Kurindukan

DomaiNesia
(sumber foto: 123rf.com)

Aku masih teringat suatu kisah di masa lalu
Saat mbah kakung yang selalu menyajikan kisah menarik
Dengan secangkir kopi panas mengepul
Di kala hujan masih rintik-rintik

Lalu disenandungkannya lagu-lagu Jawa yang tak kumengerti artinya
Namun tak berani aku memprotesnya
Aku hanya duduk diam mendengarkan
Geguritan manis nan syahdu yang kini menjadi kenangan

Masa-masa kecil bersama mbah kakung terasa masih menempel diingatan
Sentuhan cinta budaya selalu ditanamkan
Tidak dalam sebuah paksaan
Namun dalam teladan

Setiap kali senja datang
Mbah kakung selalu sudah duduk di depan rumah
Sambil menikmati secangkir kopi buatanku
Dalam sambutan dengan penuh senyum riang

Mbah kakung tahu betapa
Aku selalu siap mendengarkan geguritan tembang Jawa
Bahkan saat hujan datang
Tak pernah menjadi penghalang

Kini aku sedang menatap rintik hujan dari jendela
Membawaku kembali pada masa kecilku
Tak lagi ada senandung geguritan Jawa
Tak ada lagi harum aroma secangkir kopi

Tetiba aku sangat merindukan
Secangkir kopi dan hujan
Namun dengan sebuah senandung
Dari mbah kakung

...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
2 September 2020

Note:
Mbah kakung= kakek
Geguritan (berasal dari bahasa Jawa Tengahan, kata dasar: gurit, berarti "tatahan", "coretan") merupakan bentuk puisi yang berkembang di kalangan penutur bahasa Jawa dan Bali. (Sumber Wikipedia)
Nulis Bersama
Nulis Bersama Ruang berbagi cerita

3 komentar untuk "Secangkir Kopi dan Hujan, Tetiba Kurindukan"