Kotak Kardus
Terkadang, perjalanan kehidupan pun dibangun dari kerikil bernama penyesalan.
Apatah lagi, jika berhadapan dengan laju waktu. Tak peduli, akan terus berlalu. Tak berujung. Tak bermuara.
Begitulah yang harus kulalui, harus gagal mengikuti Kelas Teknik Fotografi yang diselenggarakan Secangkir Kopi Bersama.
Habitat hutan, menjadi alasan klasik untuk menerima curahan pengetahuan dan keterampilan dari sosok hebat. Hiks..
Sosok Tonny Syiariel, seorang Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, dan Founder of ITLA. Aku mengenal Beliau di Platform menulis Kompasiana. Sosok penulis luar biasa, pastinya! "Bang Tonny!" Itu sapaanku untuk sosok istimewa itu.
Namun, semampuku menunaikan komitmen untuk menyelesaikan PR. Menyajikan foto semampuku. Menggunakan ponsel, tanpa melakukan settingan. Kubiarkan, sesuai dengan aplikasi ponsel milikku.
Kupilih "Kotak Kardus" sebagai objek foto.
Pagi ini, aku dan teman-teman mendirikan Posko Penggalangan Dana Peduli Gempa Majene - Sulawesi Barat.
Bencana yang tak hanya meluluhlantakkan bangunan, namun juga korban jiwa yang memantik rasa dan air mata.
"Kotak Kardus" acapkali menjadi simbol mengajak peduli dan meraih simpati.
Terkadang, "Kotak Kardus" itu menjadi alat perlawanan, sekaligus kesederhanaan.
Kotak yang tak hanya membasuh air mata, namun mampu memercikkan asa.
Kali ini. "Kotak Kardus" itu terletak di atas kursi plastik berwarna biru. Di pagi minggu. Di pinggir jalan yang sepi. Tanpa bantahan, menjalankan misi suci. Mengetuk nurani.
Kotak Kardus itu, kusajikan dalam beberapa sudut pengambilan. Kucoba mengeksplorasi "keberadaan" dari sebuah benda yang terdiam dalam kebisuan.
Maafkanlah.
Kulakukan semampuku!
Curup, 17.01.2021
zaldychan
Posting Komentar untuk "Kotak Kardus"