Cinderamata
![]() |
Pemberian Kenang-kenangan secara simbolis |
Saya selalu berpesan pada guru-guru, hanya karena saya mutasi, menjadi beban pada mereka untuk memberi saya bingkisan sebagai kenang-kenangan. Saya tidak mau membebankan mereka.
Selama 70 bulan saya memimpin di sekolah itu, banyak kenangan tersimpan disana, kebersamaan dengan mereka. Kita sering menghadapi bersama-sama masalah yang datang, ketika guru menghadapi kesulitan atau masalah, sebagai pimpinan saya pasang badan, menghadapi LSM dan Wartawan yang datang ke sekolah. Kesulitan mereka adalah kesulitan saya juga. Ketika saya menghadapi masalahpun mereka membantu saya. Dengan kekompakan yang ada, semua masalah bisa kita hadapi bersama.
Terlalu banyak kenangan bila harus saya tulis satu persatu, entah berapa episode untuk menyelesaikannya, saking banyaknya. Meski sekolah saya yang lama berada di pojok, tapi membuat betah, karena hening dan adem jauh dari hingar bingar. Guru-guru di sana juga hebat-hebat dan mau diajak kerja keras. Meski terkadang orang melihat dari luarnya, padahal kemampuan guru sama saja ini terbukti di sekolah saya yang lama.
![]() |
Kebersamaan |
Kembali ke cinderamata, jujur saya merasa terharu ketika mereka diam-diam memberikan saya bingkisan, entah kapan mereka membelinya. Saya merasa malu karena saya tidak pernah memberi mereka apa-apa, hanya berbagi pengalaman meski sedikit dan mensuport mereka untuk maju.
![]() |
Kebersamaan |
Saya memandangi bingkisaan mereka dengan rasa haru, meski jauh kita tetap bersaudara, hanya tugas saja yang memisahkan. Terimakasih banyak rekan-rekan guru atas pengalaman dan kerjasamanya. Ingat saya akan kebaikannya meski seujung kuku dan lupakan keburukan saya meski setinggi gunung.
![]() |
Sekolah sudah saya anggap rumah kedua dan sekarang rumah kedua ini mau tidak mau harus saya tinggalkan. Rekan - rekan guru jangan pernah lupakan saya, kita pernah bersama - sama berjuang di sana.
ADSN1919
Catatan: Bukan untuk pamer hanya sekedar berbagi kebahagiaan.
Posting Komentar untuk "Cinderamata"