Sang Fajar
Kawah Ijen by Maxime Levrel from Pexel |
Konon katanya dan hampir semua orang mengatakan masa SMA adalah masa yang paling indah. Tak hanya satu dua orang yang mengatakan demikian hampir semua lohh.
Percaya tidak ?? semua pasti percaya karena pernah merasakan bagaimana menjalani masa SMA. Masa pubertas masa remaja yang penuh ceria, kebersamaan, pertemanan, kompetisi, menentukan tujuan masa depan,mau lanjut studi kemana setelah SMA, tak luput juga masalah percintaan hingga rebutan pacar bahkan ada yang forever in love habis lulus SMA lalu nikah semua komplit terangkum dimasa SMA. Setiap obrolan cewek cowok tak lepas dari topik – topik seputar begitu.
Pagi itu sedikit gaduh dikelas III IPA II diawal ajaran baru ada murid baru buangan dari SMA 2 Jember, alasannya karena terlibat perkelahian antar geng, waktu itu pelajaran kimia gurunya Pak Dwi namanya perawakanya pendek gitu dan lucu banget orangnya.
Jadi beliau ini mengenalkan siswa baru ini didepan kelas ada murid pindahan sekaligus murid baru ini disuruh kenalan. Namanya Ihid Palupianto ramah dan pandai sikap pemimpinnya juga muncul saat bicara singkat kata meskipun murid buangan dari kota namun sikapnya baik dan tidak sombong mudah sekali beradaptasi sehingga kami satu kelas cepat akrab, karena memang masih diawal ajaran baru kami pun sepakat menjadikan murid baru ini sebagai ketua kelas.
Menjabat sebagai ketua kelas Ihid sangat pandai menjaga kekompakan sehingga kami jadinya kompak. Kekompakan dalam segala hal bahkan pada nilai pelajaranpun kami berbagi kemampuan yang pandai menopang yang tidak bisa.istilahnya waktu itu membantu orang tua.
Maklum sekolah di Indonesia masih mengedepankan nilai sebagai acuan sebuah keberhasilan.
Cerita seru ini jadi kenangan banget selama masa SMA waktu itu kami habis ujian semester kebetulan pas jam kosong maka kami gunakan untuk diskusi. Ihid ini punya ide mengajak teman – teman satu kelas pergi ke "Kawah Ijen" yang terletak di perbatasan Bondowoso Banyuwangi sebagai acara kenangan karena kita sudah kelas 3 dan sebentar lagi pasti berpisah untuk menempuh jalan masing – masing.
Jadi inginnya ketua kelas ini dijadikan momen yang tidak terlupakan hasil akhir diskusi ini yah mesti tanya dulu sama orang tua.
Aku pribadi saat itu mau banget apalagi sahabat trioku maunya ikut, lagian juga aku hampir tidak pernah bepergian, namun terbersit rasa kuatir orang tua tidak mengizinkan, maka diambillah solusi jika memang ingin ikut namun takut tak dapat izin Ihid ini bersedia datang untuk meminta izin pada orang tua masing masing yang berminat, tipe pemimpin memang Ihid ini tidak seenaknya sendiri.
Akhirnya meski dengan terpaksa dapat juga izin dari orang tua berangkatlah kami hanya 11 orang menuju “Kawah Ijen” dengan membooking angkot menuju terminal pakusari bagi Aku yang tidak pernah bepergian jauh masyallah perjalanan dengan 11 teman SMA ( 5 cewek dan 6 cowok ) ini terasa luar biasa
Penambang Belerang by pexel |
Sebelum berangkat ketua rombongan berbagi barang apa saja yang perlu dibawa maklum bagi yang belum pernah bepergian hal sepele seperti ini jadi pikiran juga.
Perjalanan dari Terminal Pakusari dilanjutkan naik bis menuju Bondowoso, sepanjang perjalanan menuju Kawah Ijen pemandangan sepanjang jalan indah banget. Sesampai dipersimpangan menuju Desa Sempol arah ke Kawah Ijen kami berhenti dimasjid untuk sholat dan istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan sekaligus mencari truk proyek sebagai tumpangan untuk naik ke Kawah Ijen.
Kami sampai di Kawah Ijen sekitar jam 4 sore kami disambut dengan pemandangan hypnotize view dan jajaran Bunga Abadi si Edelwis disepanjang jalan menuju pondok peristirahatan para backpacker dan udara yang dingin banget sampe kram rasanya perut.
Serasa in Paradise pemandangan yang disuguhkan,
Ketua rombongan mengingatkan untuk tidur lebih awal setelah sholat Ishak juga untuk menjaga stamina karena pendakian ke Kawah Ijen akan dimulai sekitar jam 1 malam karena kami sedang berburu “Sang Fajar dan Blue Fire” yang banyak diburu wisatawan. Di bangsal backpacker kami bertemu beberapa rombongan beruntung pengunjung tak begitu ramai waktu itu.
Namun karena pemandangan meskipun malam tetep indah jadi kami sempatkan jalan – jalan dan berfoto ria sebagai kenang – kenangan, udara dingin dan kabut malam turun menambah keren suasana duhh rasanya pengen bisa kesana lagi.
Alhasil kamipun tidur kemalaman tadinya pendakian yang dijadwalkan berangkat pukul 01.00 dini hari jadi molor ke pukul 02.00 dini hari.
Pendakian yang cukup berat lintasan awal sejauh 2 KM menanjak dengan kemiringan 25 – 35 derajat ditambah struktur tanah berpasir menambah berat pendakian, ada 2 rombongan yang berangkat bersama kami. Beberapa kali langkah kaki ini mrosot kebelakang, sempat kaget juga gak nyangka dengan kemiringan jalan pendakian. Semakin keatas semakin curam dan licin namun kami sejenak beristirahat di Warung Pos Bundar perjalanan yang lumayan berat akhirnya sampai juga dipuncak sekitar pukul 05.00 pagi meskipun ngak kebagian “Blue Fire” namun indahnya “Sang Fajar” bener- bener menghipnotise pandangan pokoknya gak nyangka indah banget.
Ditambah semburan asap belerang yang muncul dari kawah dan juga para penambang belerang yang luar biasa naik turun menambang belerang dengan kondisi jalan yang curam kebayang deh beratnya.
Kami juga ketemu turis dari mancanegara sepertinya dari dialog singkat yang kami lakukan mereka naik pukul 12.00 karena mereka memburu Blue Fire.
Jadi bagi kalian yang mau cari spot instagramable “ Kawah Ijen” ini bisa jadi pilihan ya
Sekian dulu cerita kenangan masa sekolah yang ngak terlupakan
Wonderful moment in "Kawah Ijen" that We never forget. Explore beyond imagination
Posting Komentar untuk "Sang Fajar "